Pembunuhan Bocah di Cilegon

Cerita Haris Penjual Martabak Dituduh Jadi Pembunuh Bocah di Cilegon Sebelum 5 Pelaku Ditangkap

Haris, seorang penjual martabak di kawasan rumah korban di Cilegon bercerita sempat dituduh membunuh APH, padahal cuma konsumen ibunda korban

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Youtube tvOnenews
Haris, seorang penjual martabak di kawasan rumah korban di Cilegon bercerita sempat dituduh membunuh APH, padahal cuma konsumen ibunda korban 

Sebelumnya, tersangka Rahmi, mengakui adanya hubungan terlarang antara dirinya dengan SA. 

"Iya saya ada hubungan sesama, sama SA. Tapi saya tidak ikut membunuh korban, saya cuma ikut mengantar ke jembatan," ungkapnya. 

Rahmi menjelaskan dirinya telah menjalani hubungan terlarang dengan tersangka SA hampir 2 tahun. 

Beberapa hari terakhir, RH mengakui bahwa dirinya dekat dengan ibu korban. 

Namun kedekatan dirinya bersama ibu korban hanya sebatas teman sebagai tetangga. 

"Saya dekat dengan ibu korban karena sudah saya anggap sebagai adek, mungkin SA cemburu atau apa, tapi saya tidak membunuh korban," tandasnya.

Baca juga: Selain Utang, Ini Motif Saenah Dalang Pembunuhan Bocah di Cilegon, Dendam Hingga Penyimpangan

Sementara itu sebelumnya, kepada awak media, Saenah otak dibalik pembunuhan mengakui bahwa dirinya telah melakukan kekerasan dan dugaan pembunuhan terhadap korban APH. 

Alasan dirinya membunuh korban, lantaran merasa kesal dengan ibu korban berinisial A. 

"Saya dendam terhadap Amelia, saya kurang suka dengan sikap nya, karena dia selalu mengajak RH," ujarnya saat di Polres Cilegon, Senin (23/9/2024). Dikutip dari Tribunbanten.com 

Sebagaimana diketahui, motif dari insiden pembunuhan itu selain persoalan utang piutang dan sakit hati terhadap ibu korban. 

Motif lain adalah karena adanya hubungan terlarang atau penyimpangan seksual antara tersangka SA dan RH. 

Tersangka SA mengaku cemburu karena RH dekat dengan ibu korban. 

"Iya betul, saya cemburu (RH dekat dengan ibu korban,-red)," ungkapnya. 

Dalam insiden kekerasan yang dilakukan terhadap korban, SA mengakui bahwa dirinya yang telah membuat korban hingga tidak bernyawa.

Mulai dari melilit korban menggunakan lakban, memukul korban menggunakan shock breaker hingga menutup wajah korban menggunakan bantal. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved