Berita Musi Rawas

Deretan Konflik Antara Gajah Liar dan Warga di Musi Rawas, Tercatat Sudah Ada 4 Warga yang Tewas

Kawanan yang jumlahnya lebih dari 30 ekor gajah liar tersebut kembali merupakan kebun warga dan bahkan mendekati pemukiman warga.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Sekdes Tri Anggun Jaya
Salah satu pondok warga di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas yang hancur akibat serangan kawanan gajah liar. 

"Kalau sekarang beda, warga yang coba mengusirnya dengan memukul kentongan dan membuat suara berisik, tapi warga malah dikejarnya. Jadi sekarang warga ketakutan saat melihat gajah liar," ungkapnya.

Untuk itu, masyarakat berharap, agar bisa hidup dengan nyaman dan gajah hidup damai di habitatnya. 

"Jadi harapannya pemerintah yang memiliki ilmu dan caranya untuk mengusir gajah, agar bertindak mengusir kawanan gajah tersebut dari areal perkebunan warga," imbuhnya.

Terlepas dari itu, Sekdes juga mengaku, Karsini seorang IRT yang tewas akibat diserang kawanan gajah saat menyadap karet, bukanlah yang pertama kalinya.

Pasalnya, sudah 4 nyawa hilang akibat keganasan gajah liar tersebut.

"Dulu di tahun 2021, ada warga meninggal 1 orang atas nama Yosmura itu warga Desa Tri Anggun Jaya. Kejadian itu, dilaporkan ke Kabupaten dan diturunkan tim BKSDA. Tapi nampaknya belum ada kegiatan yang bisa menanggulangi masalah ini," tegasnya.

Hingga akhirnya, insiden kembali terjadi, tepatnya pada Minggu, 08 September 2024 pagi sekira pukul 06.00 Wib. Korbannya adalah IRT yang sedang menyadap karet di kebunnya bersama suaminya.

"Jadi di Desa Tri Anggun Jaya ini sudah 2 korban jiwa. Kemudian sebelumnya di desa tetangga juga ada 1 orang tewas juga dan di tahun 2005 di Sp.9 HTI Desa Harapan Makmur, juga ada 1 orang tewas juga. Jadi totalnya ada 4 korban jiwa," ungkapnya.

Baca juga: Teror Puluhan Gajah Liar di Musi Rawas Terjadi Lagi, Mendekat ke Pemukiman Hingga Rusak Kebun Warga

Baca juga: Kawanan Gajah Liar di Musi Rawas Kembali Teror Warga, Dua Pondok Roboh dan Kebun Dirusak

Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Yusmono mengaku, sudah berulang kali memberikan himbauan kepada masyarakat untuk terus waspada dan tidak beraktivitas saat dimalam hari.

Kemudian, dia juga mengajak masyarakat di Desa Tri Anggun Jaya untuk berinisiatif melakukan ronda malam, secara bergantian. Agar gajah tidak masuk ke areal kebun dan pemukiman warga.

Kemudian, terkait dengan harapan masyarakat agar pemerintah bisa melakukan pengiringan kawanan gajah liar ke daerah lain, sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan aman dan tidur dengan nyenyak.

Yusmono mengaku, bahwa Desa Tri Anggun Jaya merupakan wilayah perbatasan dengan PT Musi Hutan Persada (MHP).

Maka, perlu dilakukan koordinasi, untuk menentukan lokasi  untuk pengiringan yang cocok untuk gajah, sehingga tidak kembali ke pemukiman warga.

"Tapi untuk pengiringan ini, tentu butuh kajian, untuk jalur jelajahnya dan pengiringan butuh biaya yang tidak sedikit, karena harus menggunakan gajah yang jinak. Kemudian butuh personil yang banyak juga," kata Yusmono.

"Tentu harus ada persiapan, dan itu tidak bisa dikerjakan sendiri oleh BKSDA," imbuh Yusmono.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved