Mata Lokal Desa

Mengenal Asal-usul dan Sejarah Desa Sakatiga Ogan Ilir, Jadi Basis Pertahanan Kerajaan Palembang

Desa ini berlokasi di Kilometer 36-37 Jalan Lintas Palembang-Kayuagung yang merupakan ruas Jalan Trans Sumatera.

|
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana
Situasi arus lalu lintas Palembang-Kayuagung dengan latar belakang jalan masuk menuju Desa Sakatiga, Senin (2/9/2024). 

"Jadi, Pangeran Syafi'i adalah cucu dari Pangeran Depati Haji Menteri," jelas Zulkarnain.

Pesirah Marga Sakotigo Pangeran Depati Syafi'i Djayadiningrat adalah Pesirah Marga Sakotigo yang disahkan melalui Besluit (Surat Keputusan) Kanjeng Tuan Besar Residen Palembang Nomor 1670, pada tanggal 26 November 1925. 

Gelar Pangeran Jayadiningrat dianugerahkan padanya melalui Besluit Nomor 628 tanggal 27 Agustus 828. 

"Selanjutnya pada tanggal 26 Agustus 1941, Besluit Nomor 41 menyatakan Pangeran Syafi'i dianugerahi Bintang Kecil," ujar Zulkarnain.

Baca juga: Akses Jalan Antar Desa di Ketapang Ogan Ilir Terancam Putus Karena Longsor di Pinggiran Sungai Ogan

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Suka Pindah di Ogan Ilir, Ternyata Berawal Dari Zaman Penjajahan Belanda

Desa Sakatiga Sebagai Basis Pertahanan Kerajaan Palembang

Semasa peperangan dengan pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1659, Raja Palembang Pangeran Jamaluddin Amangkurat VI (setelah meninggal disebut dengan Sido Ing Rejek) menyingkir ke Desa Sakatiga dan sekitarnya.

Menurut Zulkarnain, pusat daerah pemerintahan darurat Negeri Palembang bertempat di wilayah Muara Meranjat.

Sedangkan para putri raja dan dayangnya diungsikan ke Desa Pondok Mandiangin dan Tanjung Dayang yang terletak di hulu Sungai Ogan, melintas Muara Meranjat.

Selama peperangan, Desa Sakatiga merupakan ring kubu pertahanan ketiga yang dipimpin langsung oleh Sido Ing Rejek.

Sedangkan ring kubu pertahanan pertama berpusat di Sako Kenten dan ring kubu pertahanan kedua di Sabo dipimpin langsung oleh Abdurrochim (Kimas Hindi) yang merupakan adik kandung dari Sido Ing Rejek. 

"Setelah memulihkan Palembang, Kimas Hindi atau Abdurochim mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam pada 3 Maret 1666. Beliau sendiri menyandang gelar Sultan Abdurachman Khaliaftul Mukminin Syaidul Imam," papar Zulkarnain.

BAnyak yang Gagal Paham Antara Sakatiga dan Sakatiga Seberang

Zulkarnain menuturkan, di era saat ini masih banyak masyarakat yang tak mengetahui sejarah dan asal-usul Desa Sakatiga.

Bahkan banyak yang tak dapat membedakan Desa Sakatiga dan Sakatiga Seberang.

"Desa Sakatiga itu yang ada Ponpes Raudhatul Ulum. Kalau Sakatiga Seberang itu deretan pintu gerbang menuju Tanjung Senai. Orang banyak salah," tutur Zulkarnain

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved