Mata Lokal Desa

Cerita Warga Desa Remayu Musi Rawas, Banyak Temukan Pecahan Piring-Gelas Peninggalan Belanda & China

Di Desa Remayu Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel banyak masyarakat menemukan pecahan piring dan gelas Belanda dan juga China. 

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/EKO MUSTIAWAN
PECAHAN GELAS DAN PIRING -- asyarakat di Desa Remayu Kecamatan Tuah Negeri, ketika menunjukan pecahan pusing dan gelas buatan Cina dan Belanda yang ditemukannya. Desa ini diduga adalah jalur perdagangan di zaman dahulu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Desa Remayu Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel merupakan salah satu desa yang diperkirakan menjadi jalur perdagangan di zaman dahulu.

Hal tersebut, terbukti dengan banyaknya masyarakat setempat yang menemukan pecahan piring dan gelas buatan Belanda dan juga China. 

Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Musi Rawas, Emiliana mengatakan, berdasarkan cerita sesepuh, Desa Remayu ini beberapa kali dipindahkan..

Awalnya desa tersebut terletak di seberang sungai, namun karena banyak gangguan dari mahluk buas, sehingga berpindah ke seberang dekat jalan lintas utama yang masih berada di tepian Sungai Kelingi dan Sungai Musi.

Sedangkan untuk lokasi Desa awal, kini telah menjadi kebun duku. Di lokasi inilah masyarakat masih banyak menemukan pecahan piring ataupun gelas buatan Belanda dan China.

"Saat ini pun, rumah-rumah penduduk di Desa Remayu yang sekarang juga menghadap ke jalan dan membelakangi  Sungai Kelingi," kata Emil, Selasa (21/7/2025).

Dikatakan Emil, saat ini Desa Remayu terkenal dengan hasil panen buah dukunya yang melimpah, sehingga saat musim, warga setempat akan membersihkan kebun mereka masing-masing.

Di saat membersihkan kebun duku itulah, warga masih sering menemukan pecahan keramik berupa piring, pas bunga dan sendok terbuat dari kuningan, hingga gelas.

"Pecahan keramik itu ada yang buatan Belanda dan ada juga buatan Cina. Sehingga diperkirakan Desa Remayu ini juga menjadi salah satu jalur perdagangan di masa itu," ungkap Emil.

"Keramik itu diketahui buatan Belanda atau buatan China, dapat dilihat dari keterangan yang ada di bagian bawah bagian piring maupun pas bunga yang ditemukan warga," imbuhnya. 

Hanya saja, karena ketidaktahuan masyarakat, sehingga banyak temuan keramik tersebut yang buang begitu saja, karena merasa tidak bermanfaat. 

"Itukan yang mereka temukan itu hanya pecahan, jadi mereka buang saja," ungkapnya.

Dengan ditemukan benda-benda tersebut, membuktikan bahwa kebun duku atau lokasi lama Desa Remayu tersebut, dulunya terdapat perumahan penduduk dan besar kemungkinan jalur perdagangan. 

"Untuk transportasi mereka mungkin menggunakan jalur sungai. Hanya saja, temuan ini juga belum dipastikan sepenuhnya, dan butuh penelitian lebih lanjut," ucapnya.

Bahkan hingga saat ini, aktivitas masyarakat di Des Remayu ini juga tidak terlepas dari sungai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, mencari ikan dan sebagainya.

"Kemudian untuk menuju ke dusun lama tersebut dari Desa Remayu yang ditempati warga saat ini, harus melewati jembatan gantung," tutupnya. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved