Mata Lokal Desa

Mengenal Larung Telaga, Tradisi Warga Sugihwaras Musi Rawas, Digelar di Muharram di Danau Gegas

Tradisi tersebut saat ini masih dilestarikan dengan apik oleh warga Desa Sugihwaras Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas. 

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Dokumen Yamadi
LARUNG TELAGA - Suasana saat berlangsung tradisi Larung Telaga yang dilaksanakan oleh warga Desa Sugihwaras Kecamatan Sukakarya, Musi Rawas di Danau Gegas beberapa waktu lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Mengenal tradisi Larung Telaga di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. 

Tradisi tersebut saat ini masih dilestarikan dengan apik oleh warga Desa Sugihwaras Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas. 

Dimana tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya saat bulan Muharram atau bulan Suro di kalender Jawa.

Hanya saja, untuk tanggal pastinya tidak ditetapkan.

Salah seorang tokoh masyarakat di Desa Sugihwaras, Yamadi mengatakan, Larung Telaga merupakan tradisi dari pulau seberang (Jawa), yang diadakan di lokasi atau tiap-tiap ada genangan air yang besar.

Baik itu danau buatan alam ataupun danau buatan manusia yang dipandang ramai, dipandang bisa untuk usaha dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Kebetulan di Desa Sugihwaras ini ada Danau Gegas, yang sangat luas. Kemudian banyak juga masyarakat yang mencari nafkah di danau ini," kata Yamadi saat dikonfirmasi Sripoku.com, Rabu (23/7/2025).

Di canau yang luasnya hampir 3.000 hektar, masyarakat atau orang-orang dahulu memiliki kepercayaan, bahwa selain dunia manusia, juga ada dunia lain. 

Keberadaan mereka di dunia lain tersebut, tentu perlu untuk untuk dihormati.

Untuk itu, tradisi Larung Telaga ini adalah budaya suatu penghormatan kepada alam yang diadakan secara ritual.

"Dalam ritual ini, kami melaksanakannya dengan selamatan," jelasnya.

Kenapa harus dihormati. Yamadi mengaku, kerama dalam 1 tahun ini, warga yang mencari nafkah di Danau Gegas ini diberikan keselamatan dan tanpa ganguan apapun.

"Sebelum dibuat danau ini, dulu ada banyak lubuk-lubuk yang sekarang ada didalam air ini. Di dalam Danau ini tentu ada berbagai makhluk baik didalamnya maupun di luarnya," ungkapnya.

Baca juga: Tradisi Tak Lekang Zaman, Sedekah Balaq Desa Negeri Ratu OKU Timur Simbol Ketahanan Budaya Lokal

Baca juga: Mengenal Tradisi Mulang Tiuh, Dilakukan Kajari OKU Timur di Desa Pulau Negara

Namun sebenarnya lanjut Yamadi, tujuan utama dari tradisi Larung Budaya ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesehatan dan keselamatan. 

Dijelaskan Yamadi, sebenarnya tradisi Larung itu ada 2 macam yakni Larung Telaga dan Larung Samudra. Larung Telaga dilaksanakan di genangan air yang besar, sedangkan Larung Samudera dilaksanakan di daratan yang luas. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved