Berita UMKM
Sudah 3 Generasi, Pengrajin Dandang dan Panci di PALI Menolak Punah, Hasilkan Omzet Jutaan Perbulan
Seperti menolak mati, terus bertahan melawan modernisasi, Hamzani enggan berhenti untuk terus menciptakan dandang hingga panci.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Seperti menolak mati, terus bertahan melawan modernisasi, Hamzani enggan berhenti untuk terus menciptakan dandang hingga panci.
Bisingnya suara besi dan plat aluminium yang dipukul oleh pria berusia 47 tahun itu, seolah sudah menjadi entitas tak terpisahkan dari denyut nadi dirinya bersama keluarga.
Berbagai barang perabotan dapur berbahan pelat aluminium buatan tangannya tampak terpajang di bengkel produksi dirumahnya yang beralamat di jalan telaga kembang RT 08 RW 02 Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.
Kendati peralatan dapur kini serba modern, namun Hamzani menolak punah.
Dia tetap tekun memproduksi dandang dan panci agar dapur rumah tangga nya tetap berasap.
Sudah 14 tahun lamanya, Pria kelahiran Maret 1977 itu, mulai bergelut di dunia pembuatan dandang atau lebih dikenal di Kabupaten PALI dengan sebutan pengerajin kaleng grondongan.
Keterampilan tersebut diwariskan olehnya secara turun temurun, sejak zaman kakeknya di era tahun 1960 an sebagai pengerajin kaleng grondongan, kemudian usaha tersebut diteruskan oleh Ayahnya.
Hamzani memulai debutnya melakoni pekerjaan sebagai pembuat dandang, pada tahun 2010 silam. Ia merupakan generasi ketiga di keluarganya yang melakoni pekerjaan tersebut.
"Sejak jaman kakek saya hingga ayah saya, dulu sehari-hari nya memang bekerja sebagai pengerajin dandang atau kaleng gerondongan, saat kecil saya juga diajarkan untuk membuat berbagai prabotan dapur berbahan seng dan aluminium ini," kata Hamzani, Selasa (13/8/2024).
Lebih lanjut ia juga menceritakan kalau dulunya Hamzani belum sempat kepikiran melakoni pekerjaan ini.
Pada tahun 1999 hingga tahun 2001 Hamzani masih bekerja sebagai TKI di Johor Malaysia.
Kemudian sepulang dari Malaysia ia merantau ke pulau Jawa dan bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta.
Namun pada tahun 2009, ia memutuskan untuk menikah dengan wanita bernama Leli Marlina yang saat ini dikaruniai dua orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan.
"Saat anak pertama saya lahir di tahun 2010, barulah saya memutuskan untuk meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh kakek dan Ayah saya sebagai pembuat dandang. Keputusan ini didasari karena ingin menetap di kampung halaman agar tidak jauh dengan keluarga," ujarnya.
Hamzani memulai usahanya pada tahun 2010 dengan modal awal sebesar Rp 10 juta. Sebanyak 3 lembar plat aluminium yang dihabiskan dalam sehari untuk pembuatan dandang dan panci.
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Tambah Lini Produk Ada Singkong Meledak dan Churros Biar Makin Komplit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.