Berita UMKM

Nikmatnya Olahan Dendeng Dari Pucuk Ubi di Lubuklinggau, Miliki Cita Rasa Khas Daging Sapi Asli

Saat itu dia hanya bisa membuat dendeng pucuk ubi basah yang memiliki cita rasa khas dendeng asli seperti daging sapi.

|
Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
Dok. Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah
Herina Yuni Utami memperlihatkan inovasi dendeng pucuk ubinya yang sukses dipasaran. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Berawal dari pandemi Covid 19 pada tahun 2020 lalu, membuat banyak orang dirumahkan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat Herina Yuni Utami tergerak memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) di sekitarnya dengan mengolah daun singkong atau pucuk ubi dalam bahasa Sumatera Selatan menjadi olahan bernilai jual tinggi.

Suka masak dendeng atau olahan daging rendang yang khas dengan resep dan cita rasa Padang itu, membuat Yuni terinspirasi membuat dendeng dari bahan pucuk ubi yang diberi nama dendeng pucuk ubi wak idah karena bahannya melimpah.

Di sekitar rumahnya mudah mendapatkan pucuk ubi sehingga tidak pernah kekurangan bahan baku dan selalu tersedia karena punya pemasok tetap setiap harinya.

Yuni setiap hari bisa memproduksi 100 ikat besar pucuk ubi menjadi dendeng kering saat ini dan sudah dipasarkan secara luas di tanah air melalui penjualan online di market place juga offline di rumahnya di Lubuk Linggau.

Yuni mengisahkan, sebelum sukses seperti saat ini, usaha dendeng pucuk ubinya sempat gagal dan hanya bisa dijual bagi peminat di kita yang sama saja karena rawan rusak.

Saat itu dia hanya bisa membuat dendeng pucuk ubi basah yang memiliki cita rasa khas dendeng asli seperti daging sapi.

Baca juga: Nikmati Cita Rasa Otentik Ikan Sagarurung Khas PALI, Sudah Jadi Warisan Budaya Sejak 2021

Baca juga: Sensasi Baru Nyeduh Kopi Pakai Bambu Drip, Hasilkan Cita Rasa Unik dan Lembut

Namun dendeng basah itu memiliki kekurangan tidak awet dan hanya bisa dikonsumsi dihari yang sama dan basi atau berjamur jika dikirim ke luar kota.

Hampir putus asa dan menyerah, Yuni kemudian terus mencoba hingga dua setengah lamanya mencoba meresepkan formula baru agar dendeng pucuk ubi yang dibuat awet dan bisa dinikmati konsumen dari semua kota di tanah air.

"Alhamdulillah puluhan kali mencoba dan gagal akhirnya berhasil membuat dendeng pucuk uni kering," ujarnya, Selasa (6/8/2024).

Yuni mengatakan dendeng pucuk ubi yang dia buat saat ini lebih mirip nori karena menjadi lembaran tipis dan kering yang kemudian dikonsumsi dengan sambal merah khas dendeng.

Dendeng pucuk ubi itu tahan hingga berbulan lamanya tanpa pengawet apapun karena pucuk ubi dimasak kering dengan cara dioven.

Sedangkan sambalnya dimasak lama minimal dua jam hingga tiga jam dengan sedikit minyak membuat sambal tahan lama dan dikemas terpisah dengan pucuk ubi keringnya.

Berkat inovasinya membuat dendeng pucuk ubi wak idah, membuatnya mendapat penghargaan dari Kemenpankref pada 2023 lalu yang diberikan langsung oleh Sandiaga Uno.

Penasaran dengan dendeng pucuk ubi wak idah, bisa membeli langsung di seperti yakni dendeng pucuk ubi wak idah.

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved