Berita UMKM
Sensasi Baru Nyeduh Kopi Pakai Bambu Drip, Hasilkan Cita Rasa Unik dan Lembut
NAMA Sidiq Hanapi SP MSc Owner Kedai Kopi Ulu ini makin populer setelah hasil inovasinya berupa Bambu Drip Penyeduh Kopi ditampilkan pada acara ngopi
Penulis: Leni Juwita | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM -- NAMA Sidiq Hanapi SP MSc Owner Kedai Kopi Ulu ini makin populer setelah hasil inovasinya berupa Bambu Drip Penyeduh Kopi ditampilkan pada acara ngopi serentak di tepian Sungai Ogan beberapa waktu lalu.
Kopi yang disaring menggunakan bambu drip ini menjadi rebutan ratusan penikmat kopi karena unik dan berbeda dari kopi-kopi lainnya yang menggunakan penyedu dari bahan stenliss.
Bahkan Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK OKU Hj Zwesti Karenia Teddy penasaran dan ingin mencoba menyeduh kopi dengan Bambu Drip Penyeduh Kopi yang diperkenalkan Sidiq. Menurut periset nasional ini, selain ramah lingkungan bambu drip memiilki nilai estetika tersendiri karena bentuknya yang unik.
"Pengembangan produk kerajinan bambu “bambu drip” juga sejalan dengan program pemerintah Sumatera Selatan untuk mengembangkan industri kreatif di Indonesia terutama pada skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” urai. Owner Kedai Kopi ULu.

Bambu Drip Penyeduh Kopi pernah masuk nominasi pada malam Penganugerahan Inovator Sumatera Selatan tahun 2021. Penyeduh Kopi yang memanfaatkan kearifan lokal ini memang memiliki multi manfaat sekaligus unik. Dengan memperkenalkan Bambu Drip Penyeduh Kopi ada pesan moral yang ingin disampaikan oleh S2 lulusan dari Unversitas Gadjah Mada Fakultas Ekonomi Pertanian ini.
Agar tradisi budaya inovatif dan kreatif tumbuh dan berkembang di masyarakat Sumatera Selatan, serta akan menciptakan inovasi-inovasi baru berbasis teknologi maupun non teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Peneliti muda berbakat ini menjamin cara mengaplikasi inovasi Bambu drip ini dapat berfungsi menurunkan kadar glukosa, kadar kafein atau kadar keasaman kopi sehingga penikmat kopi aman dan nyaman setelah menyeruput kopi. Bahkan menjadikan kopi memiliki cita rasa yang lembut, unik, dan terasa alami. Suami dari Lili Suherma Yati, S.S., M.A. (PNS di Pemkab OKU) juga jeli membidik peluang bisnis.
Kopi Ulu yang diproduksinya sudah tembus sampai ke sejumlah kota besar di tanah air. Cita-citanya kopi asal Sumsel harus mendunia. Untuk mengenal lebih dekat dengan periset muda Sumsel yang juga pemilik “Cafee Stasiun Kopi Batoeradja” ini,
Selain sebagai owner Kopi Ulu, aktivtas sehari-hari Sidiq adalah periset yang juga aktif mendamping petani kopi di dataran tinggi Bukit Barisan yang ada di Sumatera Selatan yang meliputi Lengkiti, Ulu Ogan, Semendo Darat, Semendo Lembak. Menurut Sidiq ide memperkenalkan bambu drip penyeduh kopi yang memiliki beberapa keunggulan dan multi manfaat . bambu melekat dengan nilai historis dan budaya Indonesia.
Ketersediannya di seantero Indonesia menyebabkan penggunaan bambu begitu menyatu dengan kehidupan sehari-hari pada masyarakat. Meskipun demikian, ketersedian bambu yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sehingga pengembangan dan inovasi produk bambu berpotensi meningkatkan nilai produk kerajinan bambu yang lebih tinggi dari produk sebelumnya. Berbagai macam produk dapat dibuat menggunakan bambu seperti alat transportasi, senjata, bahan bangunan, alat musik, alat memasak, alat pertanian, sehingga hal ini mempengaruhi besarnya nilai tambah dari produk kerajinan yang dihasilkan dari bambu.
Beranjak dari sinilah pria kelahiran Gunungkidul, 22 Februari 1980 ini terinspirasi menciptakan alat penyeduh kopi berbahan dasar bambu. proses pengolahan bambu menjadi produk turunannya seperti anyaman berbentuk kukusan kecil yang berfungsi sebagai penyaring seduh kopi dalam hal ini disebut “bambu drip”. Upaya ini dapat meningkatkan nilai tambah (value added) berupa perubahan bentuk yang berbeda dengan fungsi masing-masing.
Tujuan membuat alat seduh kopi alternatif dari anyaman bambu yang disebut bambu drip adalah mengeksplorasi penggunaan alat seduh kopi bambu drip dan mempopulerkannya di masyarakat. Sehingga manfaat Inovasi ini mampu meningkatkan nilai tambah produk turunan bambu. Selain itu para penikmat kopi juga semakin memperhatikan alat seduh produk lokal yang ramah lingkungan. Spesifikasi teknis Produk Inovasi merupakan alat menyeduh kopi seperti halnya "Vietnam Drip" namun Bambu Drip terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk kerucut atau "kukusan" kecil dan teknik menyeduhnya seperti "V60". Tidak hanya sekedar manual brew, tetapi bambu drip juga merupakan kopi based yang memadukan antara ramah lingkungan, natural, higienis, dan seni. Sehingga menjadikan kopi sehat dan ekstraksi yang lebih baik dan kopi yang tersaji minim ampas.
Keunikan inovasi bahwa bambu bisa dijadikan alat menyeduh kopi. Bambu Drip dari anyaman bambu yang berbentuk kerucut dengan sudut 60 derajat dimana seduhan kopi keluar dari celah celahnya. seduh ini diyakini dapat menghasilkan rasa kopi yang unik. Bambu drip ini bisa dikatakan artefak culture dan gagasan inovasi membuat bambu drip adalah knowledge culture sedangkan minum kopi dengan seduhan bambu drip merupakan behavior culture. Bahan baku yang digunakan untuk membuat bambu drip menggunakan bahan baku bambu hijau dan stand dripnya menggunakan bahan kayu papan atau sisa papan yang ukurannya masih bisa digunakan.
Sidiq juga dengan sukarela membagikan cara mengaplikasi inovasi bambu drip ini dapat berfungsi menurunkan kadar glukosa, kadar kafein atau kadar keasaman kopi sehingga penikmat kopi merasa aman dan nyaman. Bahkan menjadikan kopi memiliki cita rasa yang lembut, unik, dan terasa alami. Dengan metode yang tepat seperti metode Tetsu Kasuya “the four, six brew method”, yaitu proses pouring yang dibagi menjadi dua bagian: 40 persen dan 60?mbu drip bisa menghasilkan seduhan spesialty caffee yang nikmat.
Prospek Inovasi dari produk kerajinan bambu berupa bambu drip ini memiliki nilai tambah dan keuntungan per unit yang tinggi sehingga bisa dipasarkan kepada konsumen terutama penikmat kopi. Dengan eksplorasi dan promosi di berbagai event festival kopi secara terus menerus bambu dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari mengkonsumsi kopi.
Selain dipakai untuk Caffee Stasiun Kopi Batoeradja, beberapa pemilik Caffee di Palembang seperti “De Kulture”, Pojok Tembesu dan beberapa caffee lainnya sudah membeli bambu drip dengan harga Rp 30.000/ unit.
(Sriwijaya Post/Leni juwita)
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Tambah Lini Produk Ada Singkong Meledak dan Churros Biar Makin Komplit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.