Berita UMKM

Upaya Pelaku UMKM Lestarikan Kain Gebeng Khas Ogan Ilir, Promosikan Kearifan Lokal Plus Dapat Cuan

Upaya pelestarian kain gebeng di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terus dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

|
TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG DWIPAYANA
Firsty Sazkia Jultriyanti menunjukkan karya busana yang dipadu dengan kain gebeng, Minggu (4/8/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Upaya pelestarian kain gebeng di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terus dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kain gebeng merupakan kain sarung tradisional yang masih tetap eksis dan banyak peminatnya.

Di tengah serbuan merek ternama untuk produk kain sarung, kain gebeng hingga kini masih diminati konsumen.

Seperti di Desa Penyandingan Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, pelaku UMKM berinisiatif merancang busana dengan kombinasi kain gebeng.

Adalah Firsty Sazkia Jultriyanti, wanita yang telah merintis usaha Firsty Collection sejak 2016 lalu.

Berbekal kursus menjahit pakaian selama enam bulan, Firsty bertekad ingin melestrikan kearifan lokal sekaligus mendapatkan cuan.

"Kalau dibanding songket, kain gebeng relatif masih sedikit yang pakai. Tapi pangsa pasarnya ada dan saya ambil peluang itu," kata Firsty ditemui di kediamannya di Desa Penyandingan, Minggu (4/8/2024).

Baca juga: Bangkit dari Musibah Kebakaran, Badiah Rintis Usaha Bolu Gulung di Indralaya Beromzet Belasan Juta

Berbagai macam busana dirancang oleh Firsty dengan balutan kain gebeng diantaranya kemeja, gaun, kebaya, tunik dan busana-busana lainnya.

Firsty mendapatkan bahan kain gebeng dari pengrajin di Desa Tanjung Pinang dan Limbang Jaya di Kecamatan Tanjung Batu.

"Ada juga kain gebeng dari desa sini tapi tidak banyak," ujar Firsty.

Setelah mendapatkan bahan kain gebeng, wanita 24 tahun ini mulai merancang busana sesuai permintaan.

Ada dua orang yang membantu Firsty dalam menjalankan bisnis busananya itu.

Dalam sebulan, Firsty Collection melayani pemesanan rata-rata 30 busana atau satu set busana per hari.

Untuk setiap busana, harganya bervariasi tergantung dengan aksesoris maupun pernak-pernik yang digunakan.

"Kalau busana polos itu harga mulai Rp 150 ribu. Tapi ada juga pemesan yang minta dipasang payet untuk menambah kesan glamor pada pakaian tradisional. Itu harganya mulai Rp 200 ribu," jelas Firsty.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved