Berita UMKM
Bertahan Sejak 1986, Toko Roti HAMADA Jadi Legendaris di PALI, Tekstur Rotinya Halus dan Isian Royal
Roti yang jadi favorit pelanggan antara lain roti tawar, roti pisang coklat, roti kopi, roti kombinasi 6 rasa, roti kombinasi 18 rasa dan aneka kue ba
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Di toko roti HAMADA ini, kita dapat melihat proses pembuatan roti dan kue juga loh, dimana alat oven dan mixer yang digunakan cukup jadul, namun bisa menghasilkan roti yang tidak kalah dengan buatan pabrik-pabrik roti di Indonesia.
Pemilik toko roti HAMADA bernama Fridar Dafri (71) mengatakan konsistensi dan kerja keras adalah sesuatu yang terus dipegang olehnya dalam menjalankan UMKM yang telah dilakoninya selama ini.
Saat ditemui di toko roti miliknya, wanita kelahiran tahun 1957 yang saat ini menginjak usia 71 tahun, masih berkecimpung di dapur produksi toko roti miliknya.
Dengan telaten ia masih turun tangan membantu 5 karyawan untuk mengola adonan roti serta memastikan kualitas dan rasa roti dari resep sejak era tahun 80 an tidak berubah.
Itulah yang menyebabkan toko roti HAMADA selalu mampu berdiri ditengah gempuran banyak bakery baru.
"Saya belajar bikin roti dari orang Belanda, waktu itu buka kursus di Sungai Gerong Pelaju Palembang, untuk tahun nya saya lupa,"kata Fridar memulai menuturkan kisahnya berjualan roti," Jum'at (2/8/2024).
Setelah kursus bikin roti dengan orang Belanda di Komperta Sungai Gerong Pelaju Palembang, Fridar yang telah memiliki modal untuk memulai usahanya berinisiatif untuk membuka usaha toko roti.
Suaminya bernama Ali Bachrum yang saat itu bekerja di kapal tanker minyak sepakat dan memilih berhenti bekerja demi berkumpul bersama keluarga.
Lantas Fridar bersama suaminya ikut tinggal bersama orang tuanya di Komperta Pendopo yang bekerja di PT Stanvac Indonesia atau PTSI Sebelum Pertamina sejak tahun 1976.
Dulu Fridar memulai usahanya cuma dirumah sekitar tahun 82 an dibantu oleh suami dan adik-adiknya.
Namun ketika sudah banyak pelanggan dan kebenaran orang tuanya juga memasuki masa pensiun, ia bersama keluarganya kepikiran untuk membuka toko roti, karena dirumah sudah banyak antrian pelanggan.
"Orang tua saya bilang kepada bos nya untuk memakai tempat di salah satu bangunan perusahaan di jalan cemara dan diberi ijin oleh bos nya, maka dibukalah toko roti diberi nama HAMADA tahun 1986 yang memiliki arti usaha bersama," tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha toko roti HAMADA miliknya terus berkembang, dan semakin banyak pelanggan yang datang ke toko roti HAMADA, baik itu dari karyawan perusahaan maupun masyarakat Talang Ubi.
Dalam pemasaran nya, roti HAMADA dulunya juga memasarkan produknya menggunakan mobil roti yang diedarkan sampai ke pelosok-pelosok desa.
Baca juga: Sosok Juleni Penjaga Keamanan di Pali Tewas Ditusuk Maling yang Masih Keluarganya, Dikenal Baik
Baca juga: Geram Dituduh Maling, Bimo Bunuh Sesama Penjaga Kemananan Proyek di PALI, Masih Berstatus Keluarga
Namun ketika usaha toko rotinya baru berjalan 5 tahun dan mulai berkembang pesat, suaminya Ali Bachrum pada tahun 1991 meninggal dunia, yang mana pada saat itu Putra semata wayangnya bernama Sobirin baru berusia 3 tahun.
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Tambah Lini Produk Ada Singkong Meledak dan Churros Biar Makin Komplit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.