Kasus Vina Cirebon

Kecurigaan Muchtar Effedi Kuasa Hukum Pegi Ragu Soal Waktu Pembunuhan Vina, Terjadi Cuma 12 Menit

Muchtar Effendi selaku kuasa hukum Pegi Setiawan mengungkap kecurigaan terkait fakta kasus kematian Vina Cirebon 2016 soal jeda waktu, ragu diperkosa

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
youtube/Official iNews
Muchtar Effendi Kuasa Hukum Pegi Setiawan Ragu Jeda Waktu Pembunuhan Vina Cirebon Terjadi 12 Menit 

Di sini lah letak kecurigaan Muchtar Effendi.

Keterangan Mega dan Widia kemudian didalami oleh Muchtar.

Ia justru menyingkap fakta baru dan menarik.

"Kenapa (menarik)? Karena hanya berselang bebeberapa belas menit saja atau mungkin kan 22.30 WIB aja Vina udah enggak jawab, artinya dari 22.18 WIB sampai 22.30 WIB itu hanya beberapa belas menit saja, kami berpikir apakah iya, pembunuhan yang sebegitu kejam dan dilakukan juga rudapaksa kepada Vina berlangsung beberapa menit?" pungkasnya.


Reaksi Susno Duadji

Tak hanya Muchtar Effendi, Eks Kabareskrim Polri Susno Duadji juga menilai hal ini tak masuk akal.

"Belum kalau dengan bukti lain kemarin kan ada video beredar ada temannya Vina jam 22.18 dia nerima telepon, bertelepon-teleponan dengan Vina. Kemudian orang mendatangi TKP itu 22.30. Berarti 12 menit kan? 12 menit setelah teleponan dengan sahabatnya, terjadilah kejadian di Flyover itu," ucap Susno dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (29/7/2024).

Baca juga: Eks Kabaresrim Komjen Ito Sumardi Ungkap Curhat Iptu Rudiana di Kasus Vina, Bersumpah Tak Terlibat

"Kalau ini dibunuh, sempat ngga 12 menit kejadian TKP di belakang showroom, digotong lagi dibawa lagi ke SMPN 11, dibawa lagi ke jembatan. Gak masuk akal," tambahnya.

Sejak awal, pensiunan Jenderal ini meyakini bahwa kasus ini merupakan kecelakaan tunggal.

Diberbagai wawancara ia selalu mengatakan demikian. Sebab, berdasarkan nalurinya yang seorang reserse, ia menilai kasus yang menimpa Vina dan kekasihnya, Eky merupakan murni kecelakaan tunggal.

Susno menganalisis TKP kedua korban terjadi di Kabupaten Cirebon.

Sebab, Jembatan Layang Talun, tempat kedua korban ditemukan masuk ke dalam wilayah Kabupaten.

Polresta Cirebon (Kabupaten) yang pertama kali menangani kedua korban dan menyebut sebagai peristiwa kecelakaan tunggal.

"Saya 30 sekian tahun dari reserse. Bodoh sekali, membunuhnya di belakang showroom, diangkut lagi ke SMPN 11, setelah itu diangkut lagi ke jembatan Flyover (Talun) dan orangnya masih hidup, ngapain?," katanya.

"Kemudian lebih bodoh lagi ini sepeda motor di buat goresan, ngapain? Ngasibin waktu sekian lama. Nanti lagi gores-goreskan sepeda motor itu ketangkap. Kan sebentar setelah kejadian banyak orang melihat," bebernya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved