OPINI
Mengembalikan Kejayaan Kopi Sriwijaya : Strategi Pengembangan Agar Menjadi Kopi Terbaik Nusantara
Mem-branding kopi-kopi lokal menjadi Kopi Sriwijaya dapat menggunakan strategi Unique Selling Point (USP), bahwa Kopi Sriwijaya memiliki karakteristik
Problematika Kultural
Problematika kultural yang pertama meliputi aspek jenis, produksi, peruntukan, dan mekanisme pasar.
Jenis kopi yang paling banyak ditanam di Sumsel 90?alah robusta dan peruntukannya untuk industri.
Mekanisme pasar yang telah terbentuk turun temurun yaitu panen-jemur-pengepul menyebabkan kecenderungan hasil panen dijual langsung oleh pengepul kepada industri, yang kebanyakan diluar daerah (seperti Lampung) karena faktor minimnya pelaku industri kopi di Sumsel.
Kedua, aspek psikologis petani.
Mayoritas petani kopi Sumsel merupakan generasi pewaris kebun dan pohon orang tua, sehingga cenderung merasa sudah dalam comfort zone.
Petani kopi enggan memperlakuan, merawat, dan mengolah kopi agar lebih memadai dan bernilai tambah.
Ketiga aspek produktivitas petani.
Dengan luas areal lahan terbesar secara nasional, semestinya produktivitas petani Kopi Sumsel jauh lebih tinggi.
Namun demikian, rata-rata produktivitas Kopi Sumsel ternyata baru 0,9 ton per hektar dan lebih sedikit dibandingkan Riau (1,2 ton) dan Sumatera Utara (1,2 ton).
Apabila produktivitas tinggi, produksi kopi yang dihasilkan tentunya jauh lebih besar dari yang diserap pasar saat ini.
Problematika Struktural
Problematika struktural industri Kopi Sumsel meliputi aspek hilirisasi.
Hilirisasi adalah proses atau strategi untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas.
Bentuk konkret hilirasi antara lain memperbanyak infrastruktur pengolahan pasca panen untuk menghasilkan added value yang lebih banyak.
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Tanaman Obat |
![]() |
---|
Kenapa Selai Bisa Kental? Jawabannya Ada di Pektin! |
![]() |
---|
Amplifikasi Debat Pilkada di Era Media Sosial |
![]() |
---|
Program Kemitraan Masyarakat Pendampingan Pemasaran Digital&Laporan Keuangan Kuliner RantingAisyiyah |
![]() |
---|
Media Sosial dalam Pilkada 2024: Dialog Terbuka atau Polarisasi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.