Pemilihan Walikota Palembang 2024

Tunggu Durian Runtuh, Sejumlah Nama Siap Dampingi Ratu Dewa Untuk Maju Pilkada Palembang 2024

Kemudian ketua DPD partai Golkar Palembang M Hidayat, hingga dua srikandi muda muka baru diperpolitikan Nandriani Ocktarina dan Drg Asti. 

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Arief Basuki Rohekan
Baliho Ratu Dewa - Tunggu Durian Runtuh, Sejumlah Nama Siap Dampingi Ratu Dewa Untuk Maju Pilkada Palembang 2024 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian mengatakan, dengan elektabilitas Ratu Dewa masih tertinggi saat ini dibanding kandidat lain yang akan maju di Pilkada Palembang 2024, tentu menjadi rebutan sejumlah nama untuk mendampinginya. 

Beberapa nama yang digadang-gadang siap menjadi wakil Sekda Palembang itu, mulai dari putra mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa yaitu M Rasyid Rajasa, anggota DPRD Palembang fraksi Gerindra M Akbar Alfaro. 

Kemudian ketua DPD partai Golkar Palembang M Hidayat, hingga dua srikandi muda muka baru diperpolitikan Nandriani Ocktarina dan Drg Asti. 

"Setelah Ratu Dewa mundur sebagai Pj Walikota hal itu menunjukkan rencana untuk maju Pilkada clear, hanya barangkali ia punya startegi khusus untuk perahu. Artinya ada perahu yang mendekat  dan seterusnya, tetapi yang termonitor masyarakat yang bersangkutan bukan calon yang bermodal besar, sehingga orang juga menanti, siapa yang bakal jadi wakilnya, itu kan banyak nama," kata Febrian, Kamis (20/6/2024).

Menurut Febrian, dengan popularitas dan elektabilitas yang dimiliki Ratu Dewa saat ini, nama-nama yang beredar pastinya menunggu sikap Ratu Dewa ke depan menggandeng siapa. 

"Semua ibarat menunggu durian runtuh, karena elektabilitas pasa survei Ratu Dewa tak diragukan lagi, sehingga segera ditunggu calon lain untuk melakukan pemanasan ke depan, seperti apa nantinya Pilkada ini, " jelasnya. 

Ia menerangkan meski kurang dari 1 tahun memimpin Palembang sebagai Pj Walikota, Ratu Dewa selama ini mendapat respon positif dari masyarakat dan itu berimbas pada keinginan masyarakat kepada Ratu Dewa untuk memimpin Palembang ke depan. 

"Kemaren dia juga dapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK yang dapat komentar positif kepemimpinannya, yang sebelumnya WDP (Wajar Dengan Pengecualian) naik satu tingkat. Artinya ini hal positif bagi Dewa ke depan, " paparnya. 

Diungkapkan Febrian, jika menganalisa kriteria wakil Ratu Dewa nanti, pastinya yang mendekat mungkin banyak nama, dengan konsekuensi berpikir menghitung soal pembiayaan kedepannya.

"Salah satunya kemampuan financial itu beberapa nama yang mendekat itu berpotensi luar biasa, seperti Nandriani, Rasyid,  Asti,  sebab untuk mereka jadi Calon Walikota belum, tapi kalau calon wakil Walikota dengan modalnya bisa. Kemudian nama Alfaro dia harus bisa realistis kalau tidak bisa mencalonkan diri sebagai wako, apalagi tidak punya perahu karena tidak pengurus partai sehingga harus realistis dengan posisi wakil, " paparnya. 

Ditambahkan Febrian, selain financial yang kuat untuk wakilnya ke depan, Ratu Dewa juga akan melihat potensi lainnya dari calon tandemnya itu. Baik dari dukungan partai, pengaruh pada elektabilitas hingga hasrat untuk Pilkada 5 tahun ke depan. 

"Ratu Dewa akan berpikir jika kemudian mereka menang di Pilkada  lima tahun ke depan bagaimana dan  itu pastinya sudah diprediksi, sehingga itu  jadi perhatian lima tahun ke depan apakah nanti tetap sebagai kawan apa lawan, meski biasa di pilkada itu, " capnya.

Ia pun melihat ada yang menarik dengan posisi Golkar saat ini cukup strategi bagi Dewa, mengingat namanya masuk sebagai salah satu nama yang dapat rekomendasi dan survei tertinggi di partai Golkar.

'Di Golkar kita ketemu dengan Hidayat (Ketua DPD Palembang) dimana posisi dia agak cukup kalem, cukup dingin menghadapinya tapi terus bergerak, sehingga hitung--hitungan di belakang layar terus berjalan, yang kita tidak ikut persis itu biasa dalam lobi politik. 
Pergerakan juga pastinya terjadi pada calon lain memperhitungkan siapa wakilnya dan itu belum kelihatan, paling tidak kita tahu siapa bakal paslonnya, karena diposisi itu bisa dianggap tidak mempengaruhi elektabilitas, tetapi ia menjadi bagian penting pasangan itu, " ujarnya. 

Dengan begitu  selain mempertimbangkan soal modal, kedua elektabilitas ke depan jika tidak dibawak wakil walikota itu juga membuat perasaan khawatir, mengingat kandidat lain bukan remeh temeh, sehingga Ratu Dewa akan memperhatikan  itu. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved