Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior

Fakta Baru Putu Satria Tewas Dianiaya Senior, Pernah Curhat ke Pacar Sering Dipukul: Sakit Dadaku

Curhat pilu Putu Satria Ananta Rustika (19) junior Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dianiaya seniornya hingga tewas ke pacarnya terungkap..

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Dokumentasi Putu Satria
Bukti Chat curhat Putu Satria Junior dianiaya senior di STIP hingga tewas ke pacar, pernah dipukuli sejak 2023 

"Kami menyimpulkan ada tiga pelaku lainnya yang terlibat dalam peristiwa kekerasan eksesif tersebut," tegas Gidion.

Tiga pelaku itu berinisial A, W, dan K, yang merupakan taruna tingkat II di STIP.

Kini ketiganya sudah ditahan polisi.

A, W, dan K memang tidak melakukan pemukulan kepada Putu.

Namun, ketiganya ikut andil untuk memperlancar tindak penganiayaan yang dilakukan pelaku utama, Tegar Rafi Sanjaya (21).

A berperan memanggil Putu pertama kali untuk turun ke lantai dua dan menggiringnya masuk ke dalam toilet pria.

Ia juga berperan sebagai pengawas lingkungan sekitar saat tindak kekerasan itu dilakukan.

"Ini yang diidentifikasi menurut persepsi senior tadi, salah atau menggunakan pakaian olahraga memasuki ruang kelas dengan mengatakan 'Woi, tingkat satu yang pakai PDO (pakaian dinas olahraga), sini!'," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Rabu (8/5/2024) malam.

"Jadi turun dari lantai 3 ke lantai 2. Lalu FA juga berperan menjadi pengawas ketika kekerasan eksesif terjadi di depan pintu toilet dan ini dibuktikan dari CCTV kemudian keterangan para saksi," sambungnya.

Baca juga: Nasib 4 Senior Aniaya Putu Satria Junior STIP Tewas, Dicopot Dari Taruna & Terancam 15 Tahun Penjara

Sementara WJP mendorong Tegar untuk melakukan kekerasan dengan berkata, 'Jangan malu-maluin kasih paham'.

"Saudara W mengatakan 'Jangan malu-maluin CBDM, kasih paham'. Ini bahasa mereka, maka itu kami menggunakan atau melakukan pemeriksaan terhadap ahli bahasa, karena memang ada bahasa-bahasa pakemnya mereka yang kemudian mempunyai makna tersendiri," papar Gidion.

Sedangkan K atau KAK menunjuk Putu menjadi orang pertama untuk dipukuli.

"Peran KAK adalah menunjuk korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka TRS, dengan mengatakan "adikku aja nih, mayoret terpercaya.

Ini juga kalimat-kalimat yang hanya hidup di lingkungan mereka, mempunyai makna tersendiri di antara mereka," jelas Kapolres.

Tegar memukul Putu di bagian ulu hatinya sebanyak lima kali hingga terkapar lemas.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved