Rencana Eksodus Karyawan SMBR, Butuh Tempat Tinggal, Ketua DPD Arebi: Ngontrak Dulu Saja -3

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rencana eksodus karyawan PT Semen Baturaja TBK (SMBR) dari Kota Palembang ke Baturaja akan berdampak positif dalam perekonomian.

Berikut analisa dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Sumsel, Endang Wasiati Wierono.

Jika suatu daerah ada pembukaan industri pabrik atau ada perpindahan penduduk yang produktif tentu, akan berpengaruh terhadap perekonomian di sana. 

Terlebih kalau konsumtif dan bisa membayar sesuatu, maka bakal berpengaruh terhadap perekonomian di sana dan termasuk bisa jadi harga rumah naik.

Suatu industri besar tentu akan ada pekerja baru, supervisor dan lain-lain, tentunya butuh tempat tinggal dan lain-lain.

Apakah gaji karyawan tersebut juga mampu untuk membeli rumah?

Kalau bisa, artinya tentu akan ada efek-efeknya. Tinggal apakah pasokan rumah di sana cukup atau tidak, karena pasti ada yang sewa dan lain-lain.

Terkait harga itu relatif, tergantung kebutuhan, luas tanah bangunan dan lain-lain. Jadi bisa dicari yang sesuai kebutuhan dan budget yang ada. Untuk karyawan saya rasa tidak perlu resah.

Iya kalau punya budget silakan beli, karena beli juga tidak harus tunai bisa KPR. Dari sisi value juga bisa jadi investasi. Kalau pindah bisa dijual.

Kalau belum punya anggaran bisa sewa atau ngontrak dulu saja.

Baca juga: LIPSUS: Pengusaha di OKU Senang, Rencana Eksodus Karyawan SMBR, Beri Dampak Positif -1

Saran saya kalau mau beli rumah lihat siapa developernya, portofolio developernya, cek legalitasnya, lokasinya mudah diakses nggak, layout rumahnya dan lain.

Lalu dari sisi harga juga butuh diperhatikan, disurvei dulu harganya, ditanyakan kiri kanan depan belakang supaya ada patokan harga yang bisa dipertimbangkan.

Sementara terkait perkembangan properti di 2024, untuk end user tidak berpengaruh dengan politik.

Namun untuk investor mereka masih wait and see, siapa Presiden yang bakal terpilih.

Kalau end user tidak terpengaruh apa-apa karena memang kebutuhan.
Kalau investor masih menunggu setelah terpilih siapa presidennya, karena tentu akan ada kebijakan-kebijakan yang dibuat kedepan.

Setelah sebelumnya properti sempat tertunda kenaikan harganya lantaran adanya pandemi Covid-19, maka tahun ini tidak ada alasan properti tidak naik. Artinya properti bakal naik terus. (nda)

Baca berita lainnya langsung dari google news