Berita OKI

Satu Bulan Gajah Liar Masuk Permukiman di Tulung Selapan OKI, Jadi Tontonan Warga

Satu bulan sudah gajah liar masuk permukiman di Desa Simpang Tiga Sakti, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), jadi tontonan warga.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Satu bulan sudah gajah liar masuk permukiman di Desa Simpang Tiga Sakti, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), jadi tontonan warga. Terlihat seekor gajah remaja tengah memasuki kebun milik warga untuk mencari makanan dan menjadi tontonan penduduk setempat, Kamis (11/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Satu bulan sudah gajah liar masuk permukiman warga di Desa Simpang Tiga Sakti, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)

Meski kedatangan gajah liar ini sangat menggangu kenyaman, tetapi aksi gajah yang mencari masuk kampung mencari makanan juga jadi tontotan warga.

Sewaktu dikonfirmasi pada Kamis (11/1/2023) pagi. Camat Tulung Selapan, Soleh Nawawi menyebut hingga kini permasalahan gajah yang masuk pemukiman masih belum teratasi.

"Saat ini masih tersisa satu gajah yang tidak bisa kembali ke habitatnya dikarenakan terpisah dari kawanannya dan tersesat di pemukiman warga," kata Soleh.

Maka dari itulah, sebagai seorang camat Soleh khawatir akan kondisi keamanan warga setempat.

"Kami khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, apalagi beberapa hari terakhir gajah selalu mendekati gedung sekolah dasar setempat, karena di sana banyak makanan,"

"Bahkan anak-anak sekolah jadikan kedatangan gajah sebagai tontonan. Tentunya kami khawatir bila sewaktu-waktu gajah mengamuk dapat membahayakan," ujar dia.

Tidak hanya itu saja, gajah remaja ini juga kerap masuk kebun warga baik di pagi maupun sore hari.

"Karena di kebun warga ada banyak tanaman ubi dan pisang atau makanan lainnya. Jadi gajah itu sering datang ke kebun warga," sambungnya.

Hingga kini, pemerintah Kecamatan Tulung Selapan terus berkoordinasi dengan BKSDA dan PT. SBA untuk mencari solusi agar gajah kembali ke habitat aslinya.

Dikatakan bahwa BKSDA telah menyarankan dua solusi alternatif agar gajah yang tersesat bisa kembali ke kawanannya.

Seperti misalnya membawa salah satu gajah jinak yang berasal dari kawanannya, agar bisa menggiring untuk kembali ke habitatnya.

"Selanjutnya solusi kedua dengan cara membius gajah yang tersesat," ungkapnya.

Namun, menurut Soleh dari kedua solusi itu masih ada kendala terkait pembiayaan di lapangan dan akan berkoordinasi dengan Sekda OKI.

"Kalaupun mau dibius, tentunya tubuh gajah harus diangkat dengan helikopter. Itu tidak mudah dan tidak murah pastinya," pungkasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved