Guru Dituntut Usai Hukum Murid

Curhat Pilu Akbar Sarosa Guru SMK Hukum Siswa Tak Salat Dituntut Rp 50 Juta: Saya Honorer Pas-pasan

Guru SMK di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat akhirnya buka suara terkait kasus yang dialaminya hingga berujung dilaporkan wali siswa.

Ig@terang_media
Curhat Pilu Akbar Sarosa Guru SMK Hukum Siswa Tak Salat Dituntut Rp 50 Juta: Saya Honorer Pas-pasan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Guru SMK di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat akhirnya buka suara terkait kasus yang dialaminya hingga berujung dilaporkan wali siswa.

Seperti diketahui, Akbar Sarosa tengah viral dimedia sosial lantaran dilaporkan orangtua murid yang tak terima anaknya dihukum.

Adapun siswa tersebut dihukum Akbar lantaran enggan melakukan shalat berjamaah.

Melansir Kompas.com, Akbar merupakan guru Pendidikan Agama Islam di sebuah SMK Negeri di Kabupaten Sumbawa Barat.

Ia baru dua tahun menjadi guru dan masih berstatus sebagai honorer.

Menanggapi soal laporan wali siswa yang melaporkannya ke pihak berwajib, Akbar mengaku sudah meminta maaf dan mendatangi orangtua siswa.

Bahkan, telah dilakukan proses mediasi hingga tiga kali.

"Saya sudah minta maaf kepada orang tua siswa, bahkan mediasi dilakukan oleh pihak sekolah sampai tiga kali," jelas Akbar Sarosa. Dilansir Kompas.com, Senin (9/10/2023).

Akbar Serosa Guru PAI di SMK Negeri 1 Taliwang Dilaporkan Orangtua Siswa Dituntut RP 50 Juta, Gegara Hukum Murid Tak Sholat, berikut awal mula dia dilaporkan
Akbar Serosa Guru PAI di SMK Negeri 1 Taliwang Dilaporkan Orangtua Siswa Dituntut RP 50 Juta, Gegara Hukum Murid Tak Sholat, berikut awal mula dia dilaporkan (Tiktok Deniali28)

Akbar juga pergi ke rumah orang tua A untuk meminta maaf, tapi tak kunjung dimaafkan.

Tak berhenti sampai di situ, Akbar meminta bantuan kepada pihak keluarga dan kerabat terdekat A untuk meminta maaf.

Baca juga: Akbar Sarosa Guru SMK Hukum Siswa Tak Salat Minta Maaf, Ratusan Guru Tak Terima Ia Dilaporkan

Namun, dia mengaku dimintai uang Rp50 juta agar proses damai bisa disetujui orang tua korban.

"Saya jujur katakan tidak punya uang sampai segitu. Saya masih honorer, gaji sebulan Rp 800.000," ucap Akbar. 

Menurutnya, untuk biaya kebutuhan sehari-hari masih pas-pasan apa lagi bayar uang Rp50 juta.

"Untuk biaya kebutuhan sehari-hari saja masih pas-pasan, apalagi harus bayar 50 juta, uang dari mana?," terang Akbar.

Nasib guru SMK di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Akbar Sarosa dilaporkan salah satu wali murid gegera hukum siswa tak salat.
Nasib guru SMK di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Akbar Sarosa dilaporkan salah satu wali murid gegera hukum siswa tak salat. (TikTok@deni_ali28)

Namun setelah permintaan maaf itu, orang tua A melaporkan kasus tersebut ke Polres Sumbawa Barat.

Proses mediasi pun telah dilakukan oleh pihak kepolisian, namun hasilnya nihil.

Orang tua A tak kunjung membuka pintu maaf hingga akhirnya kasus tersebut bergulir ke persidangan.

Baca juga: Awal Mula Akbar Sarosa Guru PAI Dipolisikan dan Dituntut Rp50 Juta Gegara Hukum Siswa Tak Salat

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sumbawa Barat, Iptu Adi Satyia mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya mediasi sebanyak dua kali.

"Pengaduan tanggal 26 Oktober 2022 disampaikan pelapor orang tua siswa," jelasnya.

"Kami lakukan penyelidikan, sembari memberi waktu proses restoratif justice," sambungnya.

"Sekolah juga upayakan mediasi sebanyak tiga kali tapi tetap tidak ada kata sepakat," urainya.

Sosok Akbar Sarosa, seorang guru dipolisikan orangtua murid hingga dituntut Rp 50juta. guru honorer Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMKN 1 Taliwang
Sosok Akbar Sarosa, seorang guru dipolisikan orangtua murid hingga dituntut Rp 50juta. guru honorer Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMKN 1 Taliwang (Tiktok.com/@deni_ali28)

Adapun awal mula kejadian yang dialami Akbar itu bermula pada Selasa (26/9/2023), saat sekolah menerima bantuan mesin buku.

Karena mesin buku tidak bisa masuk ke halaman sekolah, maka salah satu gerbang dibongkar.

Ketika itu, kata Akbar, ia melihat beberapa siswa yang duduk nongkrong di samping gerbang.

Baca juga: Sosok Akbar Sarosa Guru PAI Dipolisikan dan Dituntut Rp 50 Juta Gegara Hukum Murid Tak Sholat

Selain itu, ada juga beberapa anak yang pulang tanpa izin atau membolos.

"Saya bertanya pada siswa di situ, siapa yang kabur (bolos) itu) tapi mereka tidak mau menjawab."

"Lalu saya minta anak-anak itu untuk jangan pulang dulu, sampai bel pulang berbunyi," ujar Akbar.

Tak lama kemudian, azan zuhur berkumandang.

Akbar lalu mengajak siswa yang tengah nongkrong di gerbang untuk salat berjamaah di musala.

Namun, tidak ada siswa yang mau bergerak dan mengikuti ajakannya.

"Mereka hanya diam dan lanjut ngobrol gitu," terangnya.

Meski tiga kali ditolak, Akbar masih berusaha mengajak siswa tersebut salat.

Lagi-lagi, tidak ada siswa yang beranjak.

"Anak yang tidak mau ini, salah satunya korban. Korban kemudian menatap saya dengan tajam," terangnya.

Ia lalu mengambil beberapa tindakan untuk mendisiplinkan muridnya.

Awalnya, Akbar mengambil sebilah bambu untuk menakuti, agar siswa segera melaksanakan salat.

"Hingga mereka berdiri, bambu mengenai tas-tas ransel korban," jelasnya.

Lantaran mereka masih diam, Akbar kemudian mengaku mencolek siswa dengan tangan.

Saat itu, siswa berinisial A masih menatap Akbar dengan sorotan tajam.

"Saya lalu colek bagian lengan dan pundak A dengan tangan, seperti cubit sedikit. Dua sampai 3 kali saya colek gitu," bebernya.

Setelahnya, para siswa menuju musala untuk menunaikan salat zuhur berjamaah.

Minta Maaf ke Siswa

Setelah salat, Akbar terpikir untuk mengecek keadaan siswa yang ia tegur.

"Saya lalu tanya di mana siswa yang terkena pukul tadi? Temannya bilang sudah pulang," terangnya.

Ketika itu, AKbar mengaku sempat menanyakan apakah ada siswa yang terluka.

Siswa lainnya menjawab tidak ada.

Dalam kesempatan itu, Akbar juga meminta maaf kepada siswa yang ditegurnya.

"Tapi saya sampaikan salam permohonan maaf termasuk ke A lewat temannya," ucapnya.

Ratusan Guru Demo

Dalam video TikTok @deni_ali28, tampak Akbar menggunakan kemeja putih meminta doa dari masyarakat.

"Pak Akbar dilaporkan oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran takmau disuruh salat, semoga Pak Akbar mendapatkan keadilan,"

"Sidang ditunda sampai minggu depan, kasus Pak Akbar yang dituntut Rp 50 juta orangtua murid," kata Deni.

Banyak rekan satu profesi yang memberikan dukungan kepada Akbar termasuk dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Bahkan mereka turun ke jalan untuk meminta dukungan buat Akbar.

"Aksi solidaritas PGRI Kab. Sumbawa Barat dan Kab. Sumbawa NTB untuk Pak Akbar, semoga Pak Akbar bebas dari segala tuntutan hukum," kata seseorang di video.

Sementara dalam unggahan lainnya, terlihat ratusan guru terlihat turun ke jalan.

Seorang guru menggunakan pengeras suara sempat mengatakan sudah ada permintaan maaf dari yang bersangkutan tetapi tetap berlanjut hingga ke pihak berwajib.

"Bapak bapak jaksa yang hari ini akan menuntut guru, yang hari ini dengan undang-undang yang dipahaminya akan menuntut hukuman bagi seoranng guru," ucapnya.

Kendati begitu, pihak guru meminta pihak jaksa untuk mempertimbangkan kasus tersebut.

Menurutnya, seorang guru pernah berjasa.

"Kami mengetuk hati bapak-bapak jaksa, tolong, tolong, lihat guru sebagai orang yang pernah berjasa." sambungnya.

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved