Berita OKI

Dampak Kemarau, Sungai Komering OKI Mulai Kering Hingga Dipenuhi Sampah, Warga Kesulitan Air Bersih

Dampak Kemarau, Sungai Komering OKI Mulai Kering Hingga Dipenuhi Sampah, Warga Kesulitan Air Bersih

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
Dampak musim kemarau panjang membuat kondisi debit air Sungai Komering mulai mengering pada Minggu (8/10/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Musim kemarau yang masih terjadi membuat debit air Sungai Komering Kabupaten OKI, Sumsel menjadi semakin berkurang menjadi keruh karena dipenuhi berbagai sampah rumah tangga.

Kondisi ini mengakibatkan warga sekitar Sungai Komering sulit mendapat kebtutuhan air bersih guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah seorang warga Jua-jua, Kecamatan Kayuagung bernama Dahlia mengungkapkan keresahan dirinya disaat air sungai yang semula diandalkan untuk berbagai keperluan, namun saat ini sudah tidak layak digunakan lagi.

Menurut dia, terhitung sejak 2 bulan lalu kondisi kekurangan pasokan air bersih melanda warga.

"Setiap harinya aktivitas mencuci dan mandi hanya mengandalkan sungai. Kendati sudah tidak layak, tetapi mau gimana tidak ada pilihan lain. Kalau untuk keperluan masak dan air minum, kami terpaksa menggunakan sumur tetangga yang saat ini pun volume debit airnya sudah berkurang," ucapnya saat dikonfirmasi pada Minggu (8/10/2023) pagi.

Baca juga: Bursah Zarnubi Mundur Calon DPD RI Sumsel Pemilu 2024, Maju Caleg Partai Demokrat DPRD Jambi

Dengan keadaan air yang semakin keruh dan berubah warna, ia dan warga lainnya mengkhawatirkan jika sewaktu-waktu akan terserang penyakit. Namun keberadaan sungai merupakan urat nadi bagi kebutuhan warga setempat.

"Sampai sekarang belum mendengar ada warga yang terjangkit penyakit tertentu. Tetapi kalau kondisi terus-menerus seperti ini kami juga khawatir," ungkapnya.

Hal yang sama juga dikhawatirkan Trisnawati. Menurutnya keterpaksaan kekurangan pasokan air bersih membuatnya menempuh resiko ancaman penyakit.

"Kondisi air di sungai sering sekali warnanya berubah, terkadang warna kecoklatan bahkan kadang juga keruh. Namun mesti bagaimana lagi. Daripada tidak mandi, walau terancam berbagai penyakit, tetap kami gunakan juga," terang dia.

Dikatakan warga cukup kerepotan dengan kondisi seperti saat ini, untuk itu dirinya berharap bisa mendapatkan bantuan pasokan air bersih supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kami berharap adanya bantuan pasokan air bersih ke rumah kami, supaya warga disini tidak lagi kesulitan mendapatkan air yang layak digunakan dan konsumsi," pintanya.

Sementara itu, Marli warga Desa Tanjung Makmur, Kecamatan Pedamaran Timur menyebut hampir rata-rata sumur milik warga disana sudah mulai kekeringan.

"Adalah puluhan rumah yang sumurnya kering. Kejadian surutnya sumur ini baru sekitar seminggu terakhir. Jadi sekarang kalau mau mandi dan mencuci, mereka terpaksa menumpang ditempat tetangga yang masih terdapat air di sumur," ujarnya.

Menurutnya tidak semua warga kesulitan memperoleh air bersih, karena ada sebagian yang masih memiliki sumur bor dan airnya belum kering.

"Bagi yang punya sumur bor airnya masih banyak, kalau saya dan tetangga menggunakan Pamsimas (Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) jadi masih ada air," ungkapnya.

Meskipun demikian, ia berharap kondisi kemarau ini segera berakhir dengan turun hujan.

"Semoga saja segera masuk musim penghujan, supaya masyarakat tidak lagi kesulitan memperoleh air bersih yang layak digunakan dan konsumsi," tandasnya.

 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved