Berita OKI

12 Hektare Lahan Gambut di Pangkalan Lampam OKI Terbakar dalam Dua Hari

Dengan mengerahkan mobil, motor  serta mesin pemadam, tim darat berupaya memutus laju api sejak hari Senin dan Selasa kemarin.

|
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Sri Hidayatun
winando/tribunsumsel.com
Cuaca panas terik dan embusan angin kencang menjadi kombinasi mematikan memicu kebakaran hebat yang terjadi di Desa Deling, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Lahan gambut seluas 12 hektare  yang didominasi hamparan purun dan semak belukar di Desa Deling, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) hangus terbakar selama 2 hari terakhir.

Lahan gambut adalah ekosistem lahan basah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik kaya karbon dari sisa-sisa tumbuhan yang tidak terurai sepenuhnya karena kondisi tergenang air dan anaerob (minim oksigen) dalam jangka waktu lama. 

"Di sana belakangan ini panas terik. Karena hembusan angin kencang, api mudah menjalar dan membesar. Maka membuat lahan terbakar jadi cukup luas," ujar Kepala Manggala Agni Sumatera Daops XVII/OKI, Edi Satriawan saat dihubungi pada Rabu (17/9/2025) pagi.

Edi menyebut, tim gabungan yang terdiri dari Manggala Agni, TNI, Polri, pemerintah kecamatan, hingga Masyarakat Peduli Api (MPA) langsung turun ke lokasi.

Dengan mengerahkan mobil, motor  serta mesin pemadam, tim darat berupaya memutus laju api sejak hari Senin dan Selasa kemarin.

"Usai mendapat laporan adanya karhutla, anggota Manggala Agni bersama TNI dan Polri langsung ke lokasi melakukan pemadaman," sambungnya.

Dikarenakan luasnya area terbakar, satu unit helikopter water bombing turut dikerahkan untuk membantu proses pemadaman dari udara.

Baca juga: Tak Serius Pencegahan Karhutlah, Menteri LH Berikan Sanksi Bagi Pengusaha Sawit di Sumsel

"Diturunkan juga sebuah heli water bombing. Lahan yang berhasil dipadamkan (dengan helikopter) dengan luasan 2 hektar," kata Edi.

Dijelaskan kembali, lahan terbakar merupakan milik masyarakat dengan vegetasi purun, kayu gelam dan semak belukar di atas lahan gambut tipis. Lokasi ini memang menjadi langganan terbakar disaat musim kemarau tiba.

"Lokasi yang terbakar ini memang sering terbakar di musim kemarau. Dikarenakan vegetasi yang ada sudah kering," ujarnya.

Meskipun api pokok telah berhasil dipadamkan, sisa-sisa kebakaran masih terlihat di lokasi dan meninggalkan asap.

"Sampai dengan akhir pemadaman kondisi di lahan hamparan purun sudah padam. Meskipun masih menyisakan kepulan-kepulan asap yang berada di vegetasi semak belukar dan kayu gelam," pungkasnya.

Baca berita lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved