Berita OKI

Asap Makin Pekat Akibat Karhutla, Warga Kota Kayuagung OKI Keluhkan Sesak Napas dan Pusing

Warga Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir mengeluhkan sesak napas, batuk dan sakit kepala terdampak asap makin pekat akibat karhutla.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Warga Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir mengeluhkan sesak napas, batuk dan sakit kepala terdampak asap makin pekat akibat karhutla. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Sejumlah warga Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan banyak yang mengeluhkan sesak napas, batuk dan sakit kepala.

Penyakit itu dialami warga akibat kabut asap yang semakin tebal dan pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi hampir setiap harinya.

"Sejak kemarin pagi asap pekat mulai menyelimuti area disekitar rumah dan hampir seluruh jalanan kota Kayuagung,"

"Sampai-sampai saya mengalami sesak napas dan kepala terasa pusing karena terus menghirup asap pekat," kata Folan salah satu warga Kelurahan Tanjung Rancing yang terdampak kabut asap pada Kamis (28/9/2023) sore.

Dijelaskan kualitas udara dampak kabut asap yang sangat tebal terasa pengap dan panas, sehingga dia kesulitan untuk bernapas.

"Saya termasuk perokok aktif, tetapi kalau udara sudah berkabut asap begini, saya juga mengalami sesak napas," tuturnya.

Baca juga: Pj Walikota Palembang Ratu Dewa Kaji Waktu Belajar Siswa, Kualitas Udara Sangat Tidak Sehat

Menurut dia, asap rokok rasanya beda dengan kabut asap dampak Karhutla yang terasa panas di tenggorokan dan hidung. Serta pedih jika terkena mata langsung.

"Kalau kabut asap juga biasanya ada sisa pembakaran lahan yang ikut terbawa angin. Sehingga udara yang dihirup terasa panas dan pahit. Pokoknya tidak enak dirasakan," tambahnya.

Tidak hanya Folan, puluhan warga lainnya termasuk Sutardi juga merasakan dampak yang tidak menyenangkan dari semakin pekatnya kabut asap yang dihasilkan dari peristiwa karhutla.

"Meskipun sudah menggunakan masker (penutup mulut dan hidung) udara masih terasa pengap. Sangat susah untuk bernapas," ujarnya.

Tentunya dia berharap, hujan segera turun, sehingga kabut asap yang melanda Kabupaten OKI sejak dua minggu terakhir segera bisa berakhir.

"Memang dua hari terakhir kejadian kebakaran semakin mendekati pemukiman warga. Cuma bisa berharap semoga cepat turun hujan agar udara kembali normal dan masyarakat bisa melakukan aktivitas dengan enak kembali," pintanya.

Dikonfirmasi terpisah Kepala BPBD OKI, Liestiadi Martin mengatakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) hingga sekarang masih terpantau bagus atau dibawah nilai 100.

"Kalau kualitas udara di OKI ini masih cukup baik, data terbaru masih berada di angka 51 - 100. Masih normal dan belum berbahaya," tutur Listiadi.

Dikatakan setiap harinya terdapat jumlah hotspot lebih dari 100 titik, dan hari ini ada 30 titik yang menjadi firespot (titik api) terpantau

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved