Berita Bisnis
Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Energi Ramah Lingkungan
DI pinggir sungai Enim yang berlokasi di Dusun 5 Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, tampak seorang pria tengah mendorong tu
Bahkan yang tadinya enggan bertani setelah adanya kemudahan aliran irigasi, kini banyak yang antusias ingin menanam padi.
"Rata-rata petani disini ada yang pensiunan PNS, mereka saya ajak gerak, ya alasannya padi yang ditanam untuk stok makan selama satu tahun, tapi kini kalau bisa dua kali panen makan panen kedua dan ketiga bisa dijual hasilnya," katanya.
Hasil tanaman padi yang dijual dalam bentuk gabah kering panen (GKP) oleh petani ini untuk sekilonya dijual Rp 4.200 memang jauh dari harga pasaran, tetapi hasil penjualan bisa untuk kebutuhan pendidikan anak dan cucu.
Beni (49) petani lainnya mengaku hasil pertanian setahun belakangan disimpan untuk persedian makanan. Jika panen melimpah syukur-syukur bisa dijual untuk membuat dapur terus mengebul.
Beni memiliki lahan sawah seluas 5.600 meter persegi, selain padi ia juga menanam tanaman palawija tapi untuk tahun ini ia fokus untuk menanam padi.
Seiring harga beras akhir-akhir ini di pasaran merangkak naik, Beni dan keluarganya tidak cemas karena hasil panen dua kali di tahun 2023 ini sudah cukup bahkan lebih untuk persedian satu tahun.
Jika tanaman ketiga ini berhasil, Beni memastikan akan menjual produksi gabah kepada pengepul.
Baik Bahtiar dan Beni kini sedang meyakinkan kepada anak-anak muda untuk bertani. Hal itu dikhawatirkan jika tidak ada anak muda di Desa Karang Raja yang meneruskan sawah, bisa-bisa areal persawahan warisan nenek moyang akan terbengkalai.
"Sekarang sudah tidak susah lagi, tinggal tanam rutin tak perlu takut nantinya gagal panen, adanya PLTS dari PTBA ini jadi solusi bercocok tanam saat di musim kemarau," katanya.
Ramah Lingkungan
43 petani yang tergabung dalam Poktan Raja Makmur menanami bibit padi seluas 11,5 hektare jenis ciherang yang berasal dari Wonogiri.
Petani di Desa Karang Raja juga memilih memakai pupuk organik dari kotoran ternak terhadap pertaniannya karena diyakini mengurangi pencemaran lingkungan serta meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Kini angin segar juga bagi para petani setelah PT Bukit Asam, Tbk (PTB) menanami seluas 3 hektare untuk bibit padi organik.
"Masuk dalam program," jelas Bahtiar.
Skema penanaman bibit padi organik ini dimana petani menyewakan lahan kepada PTBA nantinya pemilik lahan yang mengerjakan. Setelah panen beras organik tersebut akan diekspor.
Budi daya dan penanaman beras organik bagian dari program Rumpun Pangan dengan Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan (Ruang Rural) untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung ketersediaan bahan pangan nasional.
Budi daya beras organik yang dijalani oleh PTBA telah panen, saat itu sejumlah petani asal Desa Pagar Dewa panen beras merah organik di area seluas 1,5 hektare. Total benih yang dihasilkan sebanyak 4,2 ton, dapat digunakan untuk budi daya di area seluas 165-170 hektare sawah organik.
(siemenmartin)
Tribunsumsel.com
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
MIND ID
Dukung Penguatan Akses Keuangan, BRI Hadiri Kunjungan Kerja Komite IV DPD RI di OJK Provinsi Sumsel |
![]() |
---|
Jadwal Bengkel Siaga dan Beli Mobil di Auto2000 Jelang Lebaran, Cukup DP 15 PersenĀ |
![]() |
---|
Cara Memulai Bisnis Kemitraan Jualan Kebab, Paket Ekonomis Duba Kebab Modal Mulai Rp54,5 juta |
![]() |
---|
Investasi Emas Semakin Mudah Dalam Genggaman dengan BSya by BCA Syariah |
![]() |
---|
Pergerakan Rupiah Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.