Berita Bisnis

Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Energi Ramah Lingkungan

DI pinggir sungai Enim yang berlokasi di Dusun 5 Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, tampak seorang pria tengah mendorong tu

Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/SIEMEN MARTIN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Grup MIND ID untuk irigasi lahan pertanian. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Siemen Martin

TRIBUNSUMSEL.COM -- DI pinggir sungai Enim yang berlokasi di Dusun 5 Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, tampak seorang pria tengah mendorong tuas keran pompa air. Tak lama kemudian terdengar suara dengung air yang disedot dari sungai masuk ke saluran pipa yang terinstalasi di area pompa.

Aktivitas menghidupkan pompa air di pinggir sungai itu hampir setiap hari dilakukan mulai pukul 07.30 oleh Bahtiar sejak Februari 2023.

Pompa air tersebut merupakan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Grup MIND ID untuk irigasi lahan pertanian.

Jauh sebelum ada PLTS bantuan PTBA, petani Desa Karang Raja hanya mengandalkan hujan untuk mengairi sawah. Tapi di awal tahun pria berusia 60 tahun ini harap-harap cemas. Sebab, sejak Januari 2023 ia sudah mendapat informasi akan terjadi kemarau panjang.

Informasi itu ia dapatkan dari pemberitaan yang merilis bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi El Nino (kemarau ekstrem) hingga awal tahun 2024, salah satunya berdampak besar pada sektor pertanian yang alami gagal panen.

Kini kerisauan para petani di Dusun 5, Desa Karang Raja bakal gagal panen sirna seiring adanya PLTS irigasi yang hampir satu tahun ini mengairi areal persawahan.

"Kalau tidak ada ini (PLTS) mana mungkin dua kali panen di bulan April dan Agustus," jelas Bahtiar.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Grup MIND ID untuk irigasi lahan pertanian

Bahtiar yang juga Ketua Kelompok Tani Raja Makmur ini ternyata sedang mempersiapkan musim tanam ketiga di bulan September. Ia bersama 43 petani lainnya menganggap musim kemarau di tahun ini bukan penghalang.

Setelah jadi purnawirawan TNI sejak 2016, Bahtiar mulai aktif terjun ke sawah. Hal itu dilakukan karena tak mau sawah yang diwarisi secara turun-temurun ini tidak produktif, lagi-lagi ketakutan untuk bercocok tanam penyebabnya karena masalah irigasi.

Memang, areal persawahan petani sangat sulit mendapatkan sumber air karena lokasinya terhalang jalan raya hingga jalur kereta api jika ingin mendapat aliran dari sungai Enim.

"Semasa saya aktif sebagai TNI sudah banyak yang mengeluh karena hasil tanaman di sawah kerap gagal panen karena musim kemarau," jelasnya.

Bukan tak ada upaya agar areal persawahan seluas 11,5 hektare milik petani Dusun 5 ini tetap bisa panen dalam satu musim. Para petani juga membangun sebuah bak penampungan untuk menadah air hujan.

Tapi untuk menampung hingga bak penampung air penuh bisa membutuhkan hujan deras seharian, itupun belum tentu cukup mengaliri sampai belasan hektare.

"Ya kalau masuk musim kemarau petani memilih tidak bercocok tanam, potensi gagal panen tinggi karena petani hanya memanfaatkan bulan September-April saat musim penghujan," jelasnya.

Sawah seluas 11,5 hektare yang dimiliki oleh Poktan Raja Makmur ini dalam sekali panen bisa mencatat 5 ton per hektare. Sejak hadirnya PLTS irigasi diakui pasti meningkat dalam satu tahun karena bisa tiga kali panen.

Dengan hadirnya PLTS irigasi ke-6 yang dibangun dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PTBA grup MIND ID untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, memberdayakan masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

PLTS irigasi di Desa Karang Raja ini terpasag panel surya 76 modul yang masing-masing berkapasitas 500 Wattpeak (Wp).

Total kapasitas PLTS mencapai 38 Kilowatt peak (kWp) dengan kekuata daya dua pompa irigasi berkapasitas 20 liter per detik dengan head mencapai 35 meter.

Tekanan pompa tersebut bisa menyedot air sungai sejauh 1,29 kilometer (km) ke bak reservoir yang kemudian didistribusikan ke sawah warga.

Sementara itu, Peneliti Ahli Madya Kementerian ESDM, Slamet menyebutkan bahwa PLTS untuk irigasi menjadi salah satu apikasi langsung teknologi solar rooftop yang sangat membantu para petani.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Grup MIND ID untuk irigasi lahan pertanian

Tidak perlu penyewaan lahan yang luas dan investasinya juga terjangkau.

"Pompa air tenaga surya ini sebagai bentuk implementasi dan dukungan terhadap pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sumber energi terbarukan. Pasalnya, selama ini petani banyak menggunakan pompa listrik dengan jaringan kabel yang bisa membahayakan keselamatan mereka serta mesin genset yang ongkosnya mahal," terang Slamet

Penggunaan teknologi PLTS merupakan solusi dari permasalahan yang kerap dikeluhkan petani, yang sebelumnya harus bergantung pada energi lsitrik atau bergantung dengan ketersediaan BBM. Sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan dibanding bertenaga diesel atau mesin bensin, namun dampaknya pada munculnya emisi CO2 atau polusi.

Untuk perbandingan saja, petani harus menyiapkan uang sekitar Rp 300 ribu untuk biaya operasional, jika menggunakan mesin genset untuk pompanisasi.

Diketahui pendapatan petani hanya untuk cukup untuk makan saja, karena sawah tidak bisa tanam dua hingga tiga kali per tahun sebelum adanya PLTS Irigasi.

Hampir seluruh PLTS bantuan PTBA memakai jenis pompa submersible, sebab pompa submersible lebih awet dan mudah perawatannya, apalagi digunakan pada ketinggian minimal yang sesuai serta pompa submersible tidak mudah panas karena selalu terendam dalam air.

Dikutip dari siaran pers Mind ID, Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan Mind ID, Heri Yusuf, mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk menjalankan noble purpose yang diusung bersama anggotanya meliputi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk.

Grup holding ini berkomitmen menjalankan noble puprose membangun peradaban, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan kehidupan lebih baik.

Program PLTS irigasi guna mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin ketujuh, yakni menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.

Selain itu, SDGs poin 8, yaitu menciptakan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Adanya sistem irigasi menggunakan PLTS membuat petani bisa lebih sejahtera.

Tak hanya di Desa Karang Raja, PTBA membangun PLTS irigasi di lima titik lokasi lain, antara lain Talawi Mudik (Sawahlunto, Sumatra Barat), Trimulyo (Pesawaran, Lampung), Tanjung Raja (Muara Enim, Sumatra Selatan), Nanjungan (Lahat, Sumatra Selatan), dan Rejosari Mataram (Lampung Tengah, Lampung). Total kapasitas terpasang enam PLTS irigasi ini mencapai 192 kWp.

Untuk diketahui data BPS Sumsel, luas panen padi pada 2022 sebesar 516,26 ribu hektare untuk produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 2.759,34 ribu ton GKG. Muara Enim sendiri di 2022 luas panen padi mencapai 12516 hektare.

Kementerian Pertanian mencatat bahwa Sumsel memberikan andil besar dalam menyediakan pasokan padi nasional sebagai ketahanan pangan nasional.

Salah satu penyumbang beras terbesar yakni Sumsel karena berdasarkan data BPS Sumsel menyumbang andil pemasok beras nomor lima nasional dan penyumbang beras terbesar di Sumatera.

"Tanpa Sumsel goyang kontribusi ketahanan pangan nasional karena andil Sumsel besar sekali penyumbang beras nasional,"kata Inti Pertiwi.

Jaga Ketahanan Pangan

Minim sarana infrastruktur pendukung untuk mengalirkan air dari sungai Enim menuju areal persawahan menghambat produktivitas pertanian.

Hal itu yang dialami oleh petani Desa Karang Raja sampai akhirnya mendapat bantuan pembangunan PLTS irigasi dari PTBA untuk menjaga ketahanan pangan di wilayahnya

Keberadaan irigasi kunci berjalannya rantai produksi tanaman dari mulai tumbuh sampai berproduksinya tanaman. Dengan kata lain tak ada irigasi maka tak ada panen di lokasi sawah tadah hujan

Berbekal background pernah menjadi Babinsa di Kodim 0404 Muara Enim, Bahtiar mengajak seluruh anggota keluarga dan warganya untuk bertani demi menjaga ketahanan pangan.

"Masukan serta keluhan dari petani saya catat, setelah terjun langsung di medan tempur (sawah;red) ternyata memang pasokan air yang jadi masalah utama," jelasnya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya  14141
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Grup MIND ID untuk irigasi lahan pertanian.

Bahtiar dan petani lainnya semakin yakin setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataannya berkali-kali menyebutkan bahwa krisis pangan semakin nyata terjadi akibat banyak negara membatasi ekspor beras, salah satunya terlebih lagi ditahun 2023 ada sekitar 22 negara yang enggan ekspor sebagai imbas dari El Nino.

Kabar bahagia akhirnya muncul setelah PTBA memastikan areal persawahan di Desa Karang Raja akan dibangun PLTS Irigasi , warga tak hanya ongkang-ongkang kaki mereka ikut turun tangan bergotong royong membangun PLTS.

"Sejak awal dibangun PLTS warga antusias membantu karena ini adalah berkah bagi masyarakat," kata dia

Bahkan yang tadinya enggan bertani setelah adanya kemudahan aliran irigasi, kini banyak yang antusias ingin menanam padi.

"Rata-rata petani disini ada yang pensiunan PNS, mereka saya ajak gerak, ya alasannya padi yang ditanam untuk stok makan selama satu tahun, tapi kini kalau bisa dua kali panen makan panen kedua dan ketiga bisa dijual hasilnya," katanya.

Hasil tanaman padi yang dijual dalam bentuk gabah kering panen (GKP) oleh petani ini untuk sekilonya dijual Rp 4.200 memang jauh dari harga pasaran, tetapi hasil penjualan bisa untuk kebutuhan pendidikan anak dan cucu.

Beni (49) petani lainnya mengaku hasil pertanian setahun belakangan disimpan untuk persedian makanan. Jika panen melimpah syukur-syukur bisa dijual untuk membuat dapur terus mengebul.

Beni memiliki lahan sawah seluas 5.600 meter persegi, selain padi ia juga menanam tanaman palawija tapi untuk tahun ini ia fokus untuk menanam padi.

Seiring harga beras akhir-akhir ini di pasaran merangkak naik, Beni dan keluarganya tidak cemas karena hasil panen dua kali di tahun 2023 ini sudah cukup bahkan lebih untuk persedian satu tahun.

Jika tanaman ketiga ini berhasil, Beni memastikan akan menjual produksi gabah kepada pengepul.

Baik Bahtiar dan Beni kini sedang meyakinkan kepada anak-anak muda untuk bertani. Hal itu dikhawatirkan jika tidak ada anak muda di Desa Karang Raja yang meneruskan sawah, bisa-bisa areal persawahan warisan nenek moyang akan terbengkalai.

"Sekarang sudah tidak susah lagi, tinggal tanam rutin tak perlu takut nantinya gagal panen, adanya PLTS dari PTBA ini jadi solusi bercocok tanam saat di musim kemarau," katanya.

Ramah Lingkungan

43 petani yang tergabung dalam Poktan Raja Makmur menanami bibit padi seluas 11,5 hektare jenis ciherang yang berasal dari Wonogiri.

Petani di Desa Karang Raja juga memilih memakai pupuk organik dari kotoran ternak terhadap pertaniannya karena diyakini mengurangi pencemaran lingkungan serta meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.

Kini angin segar juga bagi para petani setelah PT Bukit Asam, Tbk (PTB) menanami seluas 3 hektare untuk bibit padi organik.

"Masuk dalam program," jelas Bahtiar.

Skema penanaman bibit padi organik ini dimana petani menyewakan lahan kepada PTBA nantinya pemilik lahan yang mengerjakan. Setelah panen beras organik tersebut akan diekspor.

Budi daya dan penanaman beras organik bagian dari program Rumpun Pangan dengan Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan (Ruang Rural) untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung ketersediaan bahan pangan nasional.

Budi daya beras organik yang dijalani oleh PTBA telah panen, saat itu sejumlah petani asal Desa Pagar Dewa panen beras merah organik di area seluas 1,5 hektare. Total benih yang dihasilkan sebanyak 4,2 ton, dapat digunakan untuk budi daya di area seluas 165-170 hektare sawah organik.

(siemenmartin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved