Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Awalnya Enjoy Tapi Lama-lama Pusing, Kurikulum Merdeka Belajar di SMA, Siswa Tambah Les -1

Kurikulum Merdeka Belajar, yang diimplementasikan menyederhanakan kurikulum sebelumnya, belum bisa sepenuhnya bisa diterima siswa SMA di Palembang.

Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Liputan Khusus Tribun Sumsel Kurikulum Merdeka Belajar SMA, kurikulum yang diimplementasikan menyederhanakan kurikulum sebelumnya ternyata belum bisa sepenuhnya diterima siswa SMA di Palembang. 

Secara terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Unggulan, Irwansyah SPd Msi, mengatakan, Kurikulum Merdeka Belajar mengacu pada pertumbuhan bakat dan minat peserta didik.

Peserta didik dapat memilih pelajaran yang dikehendaki sesuai minat dan bakatnya dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau project base learning (PBL).

"Dengan pendekatan ini, masa depan anak didik tidak ditentukan sekolah, tapi oleh anak itu sendiri," katanya.
Ia menyampaikan, guru juga diberikan keleluasaan dalam mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.

"Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan," terangnya.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, tidak ada penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di jenjang SMA, namun Siswa akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan sesuai minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.

Guru Sosiologi di SMAN 2 Unggulan, Agung Dirga, mengatakan, Kurikulum Merdeka sangat membantu guru dalam memberikan materi pelajaran menjadi lebih simpel.
Menurut Agung ke unggulan dari kurikulum merdeka jelas berpihak pada murid, jadi bisa menumbuh kembangkan bakat dan minat siswa. Kemudian juga mempermudah guru untuk mengembangkan cara mengajar.

"Jadi adanya kolaborasi antara guru dengan murid yang terbentuk dalam proses belajar dan mengajar,"imbuhnya.

Pemberlakuan Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi, Empat Lawang, sudah mulai diterapkan walau masih sembari terus belajar.

"Sudah diterapkan walaupun kami masih terus belajar, memang karena cenderung banyak di projek jadi guru-guru ini masih bingung di projek," kata Femi Widora, staf kurikulim SMA Negeri 2 Tebing Tinggi, Senin (31/7).

Sambungnya, untuk ketersediaan buku-buku Kurikulum Merdeka di SMA 2 Tebing Tinggi sendiri sudah ada walaupun masih dalam jumlah sedikit.

"Alhamdulillah sudah ada walau sedikit bisa digunakan, misalnya setiap kelas mau belajar diambil nanti dipulang pinjam kelas sebelah," ujarnya.

Sebagai antisipasi hal tersebut pihaknya juga menghimbau siswa untuk mengunduh aplikasi buku Kurikulum Merdeka di playstore telepon pintar.

Sementara di SMAN 1 Belitang, OKUT, telah menerapkan sistem kurikulum merdeka sejak tahun ajaran 2022. Kepsek H Prioyitno, SPd, MM, mengatakan, guru ada yang belum sepenuhnya paham sehingga sekolah terus mengadakan In House Training (IHT) untuk membekali guru.

"Selain itu kami juga telah mengadakan Study Tiru ke SMAN 3 Kayuagung awal 2023 kemarin. Semoga dewan guru dapat menjalankan kurikulum merdeka ini sehingga proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik," pungkasnya. (nda/tnf/cr42)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved