Liputan Khusus Tribun Sumsel

Kurikulum Merdeka SMA Sederajat Mulai Diterapkan, Disdik Sumsel: Bukan Hal Menakutkan -2

Sekretaris Disdik Sumsel Awaludin mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka SMA sederajat bukan hal menakutkan yang perlu dikhawatirkan.

Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
Sekretaris Disdik Sumsel Awaludin mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka SMA sederajat bukan hal menakutkan yang perlu dikhawatirkan. 

Kurikulum Merdeka menggunakan basis projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek ini dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Kurikulum Merdeka diterapkan bertujuan membuat sekolah dan pemerintah daerah memiliki otoritas untuk mengelola sendiri pendidikan yang sesuai dengan kondisi di daerahnya masing-masing.

Membentuk SDM yang berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi, menyiapkan bangsa untuk menghadapi tantangan global era revolusi 4.0, menguatkan pendidikan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila.

Menjadi kurikulum baru yang sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21 dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan

Kurikulum Merdeka Belajar dilatarbelakangi oleh adanya hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70 persen siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar yang diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud Ristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus yang kemudian disebut sebagai Kurikulum Darurat.

Kurikulum ini diterapkan untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Hasilnya, dari 31,5 % sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan bahwa penggunaan kurikulum tersebut dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 % untuk literasi dan 86 % untuk numerasi.

Efektivitas Kurikulum Darurat ini semakin menunjukkan bahwa perubahan kurikulum penting untuk dilakukan secara lebih komprehensif. Maka dari itu, disusunlah Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya. (tnf)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved