Kisah Legiman Pengemis Asal Pati Jawa Tengah, Ngaku Punya Uang 900 Juta Sampai Rumah Mewah

Awal Januari lalu sesosok pengemis bernama Legiman membuat geger warga Jawa tengah.Legiman tertangkap oleh satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati

IST/Kompas
Legiman Pengemis Kaya Raya Bikin Geger Masyarakat Jateng 

Ia mematikan televisi, kemudian menunjukkan bahwa ia tengah makan dan meminum minuman berwarna merah muda.

Namun, Legiman memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.

Image result for rumah legiman

Ia tunawicara. Ada sedikit kesulitan memahami perkataannya.

Namun, ada beberapa keterangan dari Legiman yang berhasil terhimpun.

Legiman juga memiliki keterbatasan fisik lain. 

Ia berjalan terpincang-pincang dan tangan kanannya yang tampak lebih kecil dari tangan kirinya selalu terlipat di depan dada.

Ketika Tribunjateng.com menyebut “Satpol PP”, Legiman sontak merespons, “Adikku.… Adikku….”

Ia lalu mengambil ponsel dari kamarnya, menawari untuk meneleponkan sang adik.

Namun, Tribunjateng.com menolak tawaran Legiman secara halus.

Legiman kemudian menunjukkan nomor ponsel adikknya.

Tertulis “Rebih” di sana.

Kemudian, tanpa diminta, Legiman menunjukkan sebuah buku tulis yang lembar demi lembarnya penuh bertuliskan angka-angka.

“Itung… itung. Adikku itung,” ucapnya yang dapat ditangkap Tribunjateng.com.

Buku tersebut bertuliskan nominal-nominal uang.

Ketika halaman-halamannya dibalik, terdapat empat lembar kartu berwarna merah muda.

Keempat kartu tersebut merupakan kartu bukti pinjaman yang dikeluarkan satu Koperasi Simpan Pinjam yang beralamat di Tayu, Pati.

Keempat kartu tersebut bertuliskan empat nama yang berbeda.

Ketika ditanya apakah ia memiliki KTP, Legiman langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sebentar kemudian menunjukkan selembar KTP.

KTP model lama (belum e-KTP) tersebut diterbitkan oleh Dispendukcapil Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Dalam KTP yang telah habis masa berlakunya tersebut, diterangkan bahwa Legiman lahir di Pati pada April 1960.

Berarti kini ia berusia 58 tahun.

Apa selalu membawa KTP ketika mengemis?

Ia menjawab, “Tidak. Takut hilang.”

Sebentar kemudian, ia masuk kembali ke kamarnya, dan keluar dengan menenteng sebuah tas pinggang.

Ketika dibuka, tas tersebut penuh berisi uang kertas dan koin.

“Dari Pasar Tayu,” ucapnya.

Ia kemudian berkata, “Kecekel(tertangkap) Pol PP… Alun-alun… sesok (besok) Pasar Tayu.”

Menurut pemahaman Tribunjateng.com, Legiman menjelaskan bahwa setelah ia terjaring razia Satpol PP Kabupaten Pati pada Sabtu (12/1/2019) di Alun-Alun Kota Pati, keesokan harinya ia mengemis di Pasar Tayu.

“Kecekel pindo,” ujarnya, menjelaskan bahwa ia telah dua kali terjaring razia Satpol PP.

Apakah ia sehari-hari mencuci pakaian sendiri?

Legiman lantas mengajak Tribunjateng.com menuju ruang yang berada di bagian belakang rumahnya.

Ia menunjukkan tempatnya mencuci.

Kemudian menunjukkan kamar mandi.

Legiman lantas menunjukkan kompor dan peralatan masak di dapur.

“Iya, bisa masak sendiri,” katanya.

Berbeda dari keterangan Sundari, Legiman mengaku mengontrak di rumah tersebut dengan biaya Rp 4 juta per tahun.

Tribunjateng.com kemudian berterima kasih dan berpamitan pada Legiman.

Lantas menuju warung Sundari untuk berpamitan pula.

Di Warung Sundari, Santi, bukan nama sebenarnya, warga Perumahan Gunung Bedah lain, memberikan keterangan tambahan.

“Setiap pagi dia dijemput adik laki-lakinya. Saya pernah lihat, suatu hari ia diturunkan di dekat Simpang Lima TV. Kemudian naik angkot entah ke mana,” jelasnya.

Sebagaimana Sundari, ia juga mengaku selalu mendengar setiap kali Legiman dan adiknya menghitung uang.

“Dia selalu pulang malam. Dijemput adiknya antara pukul 21.00 sampai 22.00. Kalau menghitung uang, saya selalu dengar. Wong pintu rumahnya saja dibuka,” ucapnya. (*)


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved