Cerita Khas Palembang
Wawancara Khusus Eddy Santana Putra (ESP), Kiat Sukses Bangun Palembang dan Saran untuk Harnojoyo
Sosok Eddy Santana Putra (ESP) dinilai sukses memimpin dan mengubah image kota Palembang selama menjabat Wali Kota Palembang periode 2003-2013
Penulis: Arief Basuki Rohekan |
Alhamdulillah visi tepat, dan kita lakukan pembangunan itu baik fisik dan manusiannya secara simultan, terencana, terarah dan berhasil di semua sektor.
Sebelumnya tidak benar, meski kita tidak boleh menyalahkan kepemimpinan sebelumnya, tapi saat itu belum mengarah kesitu, dan harus ada gebrakan.
TS : Bagaimana cara bapak menghilangkan image kota kumuh dan bagaimana anda mendapatkan dana untuk pengerjaan itu?
ESP: Sebenarnya simple, kalau kotor harus bagaimana bersih, kan tinggal sapu sampahnya masukkan ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) lalu ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Tapi ternyata tidak sesederhana itu, di TPS numpuk biasanya sampah karena kurang mobil, dan beli tidak ada duit. Makanya kita minta bantuan melalui CSR yang ada di PT Pusri, PT BA dan sebagainya, dan mereka kasih karena ada kewajiban mereka juga terhadap sekitar.
TS : Apa kendala bapak pada awalnya untuk mewujudkan hal itu, dan apa yang dilakukan?
ESP: Kita minim anggaran, sebab saat pertama saya memimpin Palembang APBD hanya sekitar Rp 400 miliar, dimana Rp 200 miliar sudah habis untuk gaji pegawai dan sisa Rp 200 miliar, cukup apa dibagi- bagi kedinas, tapi kita berusaha meningkatkan pendapatan (PAD).
Yang jelas orang datang ke Palembang awalnya males, dan hanya orang kita sendiri (Palembang), berkutak- kutek tidak ada tempat main, malam gelap, akhirnya berkelahi kriminal tinggi, ekonomi tidak bagus, copet, rampok karena mau makan.
Contoh, jam 6 sore Palembang dulu warganya banyak menghabiskan waktu di rumah dan lihat tv, mau keluar apa yang dilihat, tempat makan sudah tutup semua.
Jadi bagaimana ramai malam- malam, penting kegiatan manusia di malam hari agar muncul kegiatan ekonomi sebab orang bisa bekerja dan lapangan pekerjaan terbuka, itu yang kita lakukan dengan memoles tempat- tempat kumpul seperti BKB dan air mancur.
Akhirnya orang mau keluar maka ada daya tarik, muncul restoran dan tempat lain- lain, sehingga orang luar senang datang kesini.
Selain itu kebetulan Gubernur Sumsel Rosyan Arsyad berani ambil PON ke XVI untuk di Palembang pada 2004, sehingga kita persiapkan dengan baik dan sukses, yang berdampak pada percepatan perekonomian dan bantuan serta pajak lebih banyak sehingga terakhir saya memimpin APBD mencapai Rp 1,5 Triliun yang bisa digunakan untuk membangun.
Sekarang mudah, kalau tidak ada tinggal minta Provinsi atau pusat, tapi kedepan harus bisa menarik investor juga.
• Mengenal Pilot Thamrin Group, Keluarga Kaya di Palembang dengan Segudang Lini Bisnis
• Mengenal Afat (Robby Hartono) Palembang, Dulu Hanya Menyewa Ruko di Jalan Veteran
TS : Pada periode kedua anda memimpin apa yang anda lakukan?
ESP: Pada periode kedua saya terpilih, saya memiliki visi misi menjadikan kota Palembang Internasional dan itu berhasil. Dimana kita berhasil melaksanakan SEA Games 2018.