Cerita Khas Palembang

Wawancara Khusus Eddy Santana Putra (ESP), Kiat Sukses Bangun Palembang dan Saran untuk Harnojoyo

Sosok Eddy Santana Putra (ESP) dinilai sukses memimpin dan mengubah image kota Palembang selama menjabat Wali Kota Palembang periode 2003-2013

Tribun Sumsel/ Arif Basuki Rohekan
Eddy Santana Putra (ESP) mantan Wali Kota Palembang dua periode 

Dulu PON belum ada Hotel yang banyak, tapi sekarang banyak hotel yang dibangun, dan jelas perekonomian bergerak.

TS : Bagaimana anda terus menjadikan kota Palembang terus bergerak, termasuk mempertahankan hasil yang sudah ada?

ESP: Itu harus ada konsep dan leadership untuk menggerakkannya, sebagai dorongan. Kalau mental maling tidak akan jadi.

TS : Beberapa program yang bapak lakukan selama kepemimpinan di Palembang cukup berhasil yaitu penyediaan air bersih yang mencapai sekitar 95 persen tersalurkan ke masyarakat. Bagaimana cara bapak melakukannya?

ESP: Dulu kita perjuangkan manajementnya yang terbaik dan kawal apa yang diperlukan agar pelayanan jadi baik, dan ini juga kita minta dukungan dari Pemprov Sumsel, dimana kurun waktu 2 hingga 3 tahun dana masuk lumayan, dan pendapatan lumayan bisa menghidupkan.

Memang dulu PDAM kita utang banyak, tapi kita bisa menjadikannya menjadi nomor 1 terbaik di Indonesia dengan keuntungan bisa mencapai Rp 70 miliar setahun.

Mengenal Kiai Marogan, Kisah Hidup Karomah dan Amalan Zikirnya yang Terkenal

Profil Sutopo Purwo Nugroho BNPB, Pejuang Kanker yang Tak Pernah Lelah Berikan Info Bencana Alam

TS: Bagaimana bapak melihat sekarang dan apa masukan bapak?

ESP: Sekarang memang mulai turun, dan sebelum saya pensiun 2013 lalu saya sudah ngomong. Tolong dibuat watertadmond baru  dan harus, karena yang sudah ada sudah mentok dan kapasitasnya sudah full, serta pelayanan sudah habis sementara Palembang ini berkembang terus dengan pembangunan yang ada seperti hotel, restoran, mall dan sebagainya.

Dari mana menyuplai air bersihnya? Kalau dari yang ada akan mengurangi suplai selama ini yang ada sehingga tidak tercukupi,  sehingga harus ada sumber baru sesuai keinginan awal pengaliran air itu bisa 24 jam teraliri dan harus cepat dibangun, namun nyatanya tidak terbangun dan kinerjanya turun.

Saran saya pemkot harus berani, carikan uangnya (dana), pinjam untuk membangun watertedmont baru sehingga service layanan baik dan ada cadangan, minimal 2 lagi.

TS : Bagaimana bapak melihat masalah di Palembang seperti banjir saat ini semakin parah?

ESP: Itu perlu tim yang kuat seperti pak Harno (Walikota) sekarang memiliki tim yang kurang kuat, carilah yang pinter- pinter dan kompetensi yang spesialisasinya sumber daya air, dulu aku sekolah itu dan saya kumpulkan orang- orang lain untuk meneliti setiap hari apa yang harus dilakukan dan itu kerjaan tim di PU, apa yang kurang untuk diperbaiki, seperti perlu saluran baru dan sebaginya.

Banjir kita ini spot- spot dan gampang diatasi, retensi dan normalisasi dengan pompa, seperti kantor Pemprov banjir cek pompa di dekat situ apa masih beroperasi atau tidak dan harus diberesi hingga muaranya apakah sampah, dan saya sering turun saat hujan agar mengetahui masalahnya, dan kebanyakan sampah, serta pompa tidak ada yang jaga untuk mengoperasikannya.

Selain itu kita ada tim khusus di PU untuk mengawasinya, dan kita wajibkan mereka untuk turun saat hujan.

TS : Soal mengatasi kemacetan di kota Palembang apa yang bapak lakukan saat itu?

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved