EKSKLUSIF TRIBUN SUMSEL

EKSKLUSIF: Oknum Panti Minta Rp 3,5 Juta, Residen Narkoba Menjerit

Adanya biaya uang rehabilitasi tersebut diketahui Boy dari keluarganya.

Editor: Weni Wahyuny
Istimewa
Budi Waseso mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi BNN yang berada di Desa Wates, Cigombong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/10/2015). 

Jika melanggar mereka akan disuruh menghadap ke dinding dan berbicara kepada dinding untuk mengintrospeksi diri.

Selama di panti residen mendapat makan sebanyak tiga kali perhari. Mereka juga diberikan uang Rp 10 ribu.

Pengurus yayasan tempat Boy direhabilitasi belum ada yang bisa dimintai penjelasan.

Sedang sibuk, itu alasan yang dikatakan pengurus saat menerima kedatangan Tribun Sumsel.

Adanya biaya tambahan bagi pecandu narkoba yang direhabilitasi diakui oleh seorang pegawai Yayasan Anugerah Recovery, di Plaju Darat.

Setiap orang masuk harus membayar Rp 1,5 juta meski pemerintah sudah menganggarkan dana Rp 3 juta per bulan.

"Totalnya untuk biaya rehabilitasi disini Rp 4,5 juta per bulan. Perhitungannya dari pemerintah Rp 3 juta dan Rp 1,5 juta berasal dari pecandu," ujar pegawai itu.

Pusat rehabilitasi ini sudah menerima kedatangan pecandu kiriman dari BNN Palembang sejak 3 September 2015.

Tempat rehabilitasi yang menggunakan rumah kontrakan ini sudah dihuni 12 pecandu narkoba berjenis kelamin perempuan, usianya 16 tahun ke atas.

Seorang perempuan berambut panjang segera mematikan rokoknya saat menyadari kehadiran tamu, Selasa (6/10) siang.

Kepala Kelurahan Plaju Darat, Jhon Fikri sengaja mengunjungi pusat rehabilitasi bercat kuning itu untuk mengetahui aktivitas yayasan yang mengajukan permohonan beroperasi beberapa waktu lalu.

"Saya juga baru mengunjungi pertama kali di sini. Kemarin pihak yayasan datang ke kantor lurah meminta surat izin setelah syarat-syaratnya lengkap," kata Jhon.

Rumah tempat rehabilitasi itu terdiri dari beberapa kamar tidur dan kamar mandi. Tersedia juga dapur dan ruang tamu.

Beberapa pecandu memilih tidur-tiduran di kamar, memasak, membersihkan rumah.

Menurut pegawai itu, banyak kegiatan yang dilakukan dalam rangka proses rehabilitasi.

Diantaranya memperdalam agama dan juga kegiatan kelompok.

Metode yang digunakan diperoleh dari BNN.

"Metodenya dari BNN, kita tinggal menerapkannya. Banyak kegiatan di sini. Sharing dan lain-lain," jelasnya.

Tidak jauh dari tempat ini terdapat Yayasan Ar Rahman yang sudah lama bermitra dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Sudah banyak pecandu yang dititipkan BNN ke pusat rehabilitasi yang terletak di kelurahan Tegal Binangun ini.

Humas Yayasan Ar Rahman, Jauhari ketika berbincang-bincang dengan Tribun Sumsel beberapa waktu lalu mengatakan, yayasan ini akan mendapat tambahan lagi 100 pecandu narkoba dari BNN untuk direhabilitasi.

Pengurus yayasan masih menyediakan tempat bagi para pecandu yang akan mengikuti proses pemulihannya nanti.

Bahkan, yayasan saat ini juga sedang menyiapkan bangunan baru yang menyisakan tahap penyesaian akhir.

Kata Jauhari, pecandu yang direhabilitasi di tempatnya bukan hanya dari Sumsel. Pernah BNN pusat mengirimkan pecandu asal Malaysia untuk direhabilitasi.

"Kalau dari BNN Sumsel ya banyak. Pernah juga dari BNN pusat menitipkan pecandu asal Malaysia. Mungkin alasannya kedekatan bahasa, makanan atau bisa juga tempat," tambahnya.

Selain dari BNN, pusat rehabilitasi pecandu narkoba Ar Rahman juga menerima pecandu dari umum meski tidak sebanyak kiriman BNN.
Soal biaya, jauhari tidak mau menjelaskan rinci besarannya. Ia hanya memastikan biaya semua pecandu yang berasal dari BNN ditanggung oleh pemerintah.

"Biayanya ditanggung pemerintah kalau yang dari BNN. Kalau dari umum, ada biayanya," kata dia. (tim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved