MBG di Sumsel
LIPSUS : Menanti Tuah Danantara di Kandang Ayam, Peternak Siap Genjot Produksi Demi MBG di Sumsel
Suntikan modal ini dinilai krusial di tengah lonjakan permintaan bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
"Dari 100 anggota asosiasi, belum ada laporan yang resmi digandeng SPPG. Mekanismenya terkesan tertutup. Padahal, pelibatan asosiasi penting untuk memantau stabilitas harga dan ketersediaan stok di pasar, terutama saat terjadi lonjakan permintaan," kata Ismaidi, Minggu (23/11/2025).
Senada, Edi, peternak asal Kecamatan Air Kumbang, Banyuasin, berharap investasi Danantara kelak lebih memprioritaskan peternak existing daripada membuka lahan baru yang dikelola korporasi besar. "Bantulah peternak yang sudah ada agar kami bisa berkembang dan harga pasar tetap stabil. Operasional kami harus tetap jalan, dari pakan hingga gaji pegawai," harapnya.
Pemetaan Kebutuhan SPPG di Palembang
Tingginya urgensi peningkatan produksi peternak lokal terkonfirmasi dari besarnya serapan bahan pangan di berbagai SPPG di Palembang:
SPPG Seduduk Putih: Tuti Ismiyarti, Ketua Yayasan Pelita Panca Utama yang membawahi 21 SPPG, menyebut kebutuhan telur di unitnya mencapai 255 kilogram per hari.
Sementara untuk daging ayam, kebutuhannya menembus angka 1.500 kilogram per minggu.
"Kami membeli lewat koperasi atau supplier. Meski menu telur hanya sekali seminggu, penggunaannya tetap tinggi untuk menu pelengkap lain seperti roti," ujar Tuti.
SPPG Ilir Barat II: Pengelola SPPG, Mang Dayat, mencatat kebutuhan telur mencapai 13–15 peti per hari dan daging ayam sekitar 300 ekor per hari.
"Kami tinggal mengajukan permintaan (request), koperasi yang mengirim. Yang terpenting pasokan tersedia," katanya.
SPPG TPH Sofyan Kenawas (Gandus): Teddy, mitra pengelola, mencatat kebutuhan 250 kilogram telur dan 600 kilogram ayam per minggu. Ia mengakui harga saat ini fluktuatif mengikuti pasar, namun ketersediaan barang dari agen masih aman.
Baca juga: Badan Gizi Nasional Benarkan Yasika Kelola 41 Dapur MBG di Sulsel, Sufmi Dasco Kini Turun Tangan
Baca juga: Badan Gizi Nasional Benarkan Yasika Kelola 41 Dapur MBG di Sulsel, Sufmi Dasco Kini Turun Tangan
Pengamat Ingatkan Kemitraan, Pemerintah Dorong Hilirisasi
Wacana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menggelontorkan dana Rp20 triliun untuk peternakan nasional memicu respon beragam di Sumatera Selatan (Sumsel).
Di balik optimisme peningkatan ekonomi, muncul peringatan keras agar investasi raksasa ini tidak menjadi "pisau bermata dua" yang membunuh peternak rakyat.
Warning Pengamat: Jangan Gusur Peternak Kecil Pengamat Ekonomi Sumsel, Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M., menilai rencana investasi ini sebagai langkah positif yang dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah.
"Secara teori, investasi akan membuka lapangan kerja baru. Saat kesempatan kerja bertambah, pendapatan masyarakat naik, dan konsumsi pun meningkat. Inilah yang menggerakkan roda perekonomian, sekaligus berpotensi mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ujar Sri Rahayu.
Namun, ia memberikan catatan kritis: pemerintah daerah dan investor harus memastikan kucuran modal ini tidak menggusur eksistensi peternak kecil. Ia menekankan pentingnya menempatkan peternak rakyat sebagai mitra strategis, bukan pesaing yang harus disingkirkan.
"Investor tidak perlu memulai dari nol. Ajak peternak kecil berkolaborasi. Jadikan mereka bagian dari rantai pasok industri. Jika teknologi mereka tertinggal, lakukan modernisasi. Jika mereka lemah di pemasaran, bantu lewat jaringan investor," tegasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/LIPSUS-Menanti-Tuah-Danantara-di-Kandang-Ayam-Peternak-Siap-Genjot-Produksi-Demi-MBG-di-Sumsel.jpg)