Karhutla Sumsel

Masuk Zona Oranye, Tercatat Ada 29 Kasus Karhutla di PALI Sepanjang 2025

Ahmad Hidayat, mengatakan meski jumlah kasus masih lebih rendah dibanding daerah lain, potensi kebakaran tetap harus diwaspadai.

Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
BPBD PALI
KARHUTLAH-- Petugas BPBD Kabupaten PALI bersama tim gabungan melakukan pemadaman karhutla di salah satu titik rawan beberapa waktu lalu. Sepanjang Agustus 2025, tercatat 29 kejadian karhutla di wilayah Kabupaten PALI. 

Laporan wartawan Sripoku.com Apriansyah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI – Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) masuk dalam kategori zona oranye karhutla di Sumatera Selatan dengan jumlah 29 kejadian sepanjang Agustus 2025.

Data tersebut dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PALI yang menyebut wilayah berjuluk Bumi Serepat Serasan memang tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan.

Kepala BPBD PALI, Ahmad Hidayat, mengatakan meski jumlah kasus masih lebih rendah dibanding daerah lain, potensi kebakaran tetap harus diwaspadai.

“Selama Agustus tercatat ada 29 kasus karhutla di PALI. Kami sudah melakukan langkah penanganan cepat melalui pemadaman darat dan berkoordinasi dengan tim provinsi untuk pemantauan udara. Selain itu, kami juga rutin mengerahkan tim patroli ke titik-titik rawan,” ungkap Ahmad Hidayat, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: 394 Kasus Karhutla di Sumsel Terjadi Hingga 31 Agustus 2025, Paling Banyak di Ogan Ilir

Baca juga: Karhutla di Muba Hanguskan 5 Hektare Lahan, Petugas Lakukan 32 Kali Water Bombing untuk Jinakkan Api

Ahmad menjelaskan, turunnya hujan di sejumlah titik memang cukup membantu menekan penyebaran api.

Namun, ia menegaskan ancaman karhutla belum berakhir karena puncak musim kemarau masih berlangsung pada September.

“Memang beberapa kali hujan membantu menurunkan titik panas, tapi kita tetap harus waspada. Jangan membuka lahan dengan cara membakar karena risikonya sangat besar, baik bagi kesehatan, lingkungan, maupun aktivitas masyarakat,” tegasnya.

BPBD PALI terus meningkatkan kewaspadaan melalui patroli darat dan pemantauan titik api dari udara.

Ahmad meminta partisipasi masyarakat agar segera melapor jika menemukan tanda-tanda kebakaran.

“Musim kemarau belum selesai, jadi kita jangan lengah. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan agar karhutla tidak meluas,” ujarnya.

Dengan kondisi yang masih rawan, BPBD PALI mengimbau agar warga tidak membuka lahan dengan cara membakar, serta segera melapor ke posko terdekat jika melihat adanya titik api. 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved