BUMD Sumsel Babak Belur

LIPSUS : BUMD Diprediksi Makin Babak Belur, Pemprov Sumsel Dorong Perusahaan Daerah Berinovasi

Gubernur Sumsel Herman Deru menegaskan bahwa belum semua BUMD dapat memberikan dividen karena berbagai faktor.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
ILUSTRASI - LIPSUS : BUMD Diprediksi Makin Babak Belur, Pemprov Sumsel Dorong Perusahaan Daerah Berinovasi 

Meski belum mampu memberikan dividen, Sholahuddin menyebut tren keuangan perusahaan menunjukkan arah positif. Biaya operasional perusahaan tercatat terus menurun dari tahun ke tahun.

"Pada 2023 biaya operasional kita mencapai Rp 22,2 miliar dan turun menjadi Rp 21,9 miliar pada 2024. Artinya, efisiensi yang kita lakukan mulai terasa hasilnya,” jelasnya.

Namun, ia mengakui bahwa ruang gerak untuk berinovasi masih terbatas karena adanya sejumlah regulasi yang membatasi pengelolaan unit usaha. Selain itu, sebagian besar pasar Swarna Dwipa masih bergantung pada kegiatan pemerintah.

"Konsumen kita 95 persen dari pemerintah. Saat ini ada kebijakan efisiensi anggaran, tentu sangat berpengaruh besar,” kata Sholahuddin.

Menurunnya kegiatan pemerintah di hotel membuat pihaknya harus mencari pasar baru agar bisa bertahan.

“Kami berusaha menjangkau segmen yang belum tersentuh dan bersaing dengan hotel-hotel lain, meskipun kondisi fasilitas kita perlu peningkatan,” ujarnya.

Untuk menjaga mutu pelayanan, PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang melakukan “renovasi kecil-kecilan” di sejumlah titik.

“Kami melakukan perbaikan ringan di beberapa bagian, termasuk atap (bumbung) dan ballroom yang sudah lama tidak direnovasi,” katanya.

Renovasi besar belum bisa dilakukan karena keterbatasan dana. Namun, pihaknya tetap berencana mengajukan pinjaman bank setelah mendapat izin dari pemerintah daerah.

Selain fokus pada efisiensi, strategi utama perusahaan tahun ini adalah diversifikasi sumber pendapatan. Ketika tingkat hunian kamar menurun, sektor Makanan & Minuman (Food & Beverage atau F&B) menjadi penopang utama.

“Acara pernikahan, buka puasa bersama, dan event khusus masih jadi tumpuan. Dari situ kita bisa menjaga arus kas tetap stabil,” katanya.

Sholahuddin juga meminta perhatian terhadap pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day atau CFD) di kawasan sekitar hotel setiap Minggu. Menurutnya, kegiatan tersebut berdampak pada kegiatan wedding di Hotel Swarna Dwipa.

“Dulu wedding hari Minggu bisa dua kali. Sekarang sering terganggu karena akses masuk terbatas. Kami harap ini bisa dibicarakan bersama agar tidak merugikan pihak hotel,” jelasnya.

Selain mengoptimalkan unit usaha utama, PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang juga tengah mengembangkan lahan di samping Asrama Haji Palembang menjadi area jalur lari (jogging track) dan restoran.

Lokasi strategis di jalur LRT Asrama Haji diharapkan dapat menarik pengunjung baru. Proyek ini masih butuh dana tambahan, tetapi perencanaannya sudah matang.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved