Polemik Bus Mahasiswa Unsri

Berharap Lebih Ekonomis, Mahasiswa Unsri Minta Bus Kaleng Bisa Masuk Kampus, 43 Bus Tak Laik Jalan

Pasha menjelaskan, bus organda yang selama ini bisa masuk ke kampus kini dilarang karena dianggap tidak memenuhi standar kelayakan.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Arief Basuki Rohekan
BUS DAMRI DI UNSRI - Sejumlah bus mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) di kampuns Bukit Palembang. 

Pasha menyatakan, diperkirakan ada ribuan mahasiswa yang melakukan perjalanan pulang-pergi Palembang-Indralaya setiap hari.

"Data pasti mahasiswa yang pulang-pergi sejauh ini belum diketahui, tetapi perkiraan kami ada ratusan bahkan ribuan mahasiswa melakukan perjalanan pulang-pergi Palembang-Indralaya setiap harinya," tandas Pasha.

Pasha melanjutkan, banyak masukan dari mahasiswa yang berharap bus organda dapat kembali beroperasi dan masuk ke wilayah kampus karena harganya terjangkau serta jangkauannya yang lebih luas di Palembang, seperti kawasan Plaju dan Kertapati.

"Bus organda ini tujuannya ke Indralaya tanpa harus naik dari halte Unsri Bukit. Mahasiswa juga berharap pihak kampus bisa memberikan subsidi untuk transportasi Damri agar harganya bisa lebih murah lagi," pungkasnya.

Baca juga: Polemik Angkutan Mahasiswa Unsri, Bus Damri Bakal Ditambah, Jam Operasional Hingga Pukul 20.00 WIB

Baca juga: Harga Lebih Murah, Mahasiswa Unsri Berharap Bus Kaleng Tetap Bisa Masuk Kampus

Tanggapan Mahasiswa dan Orang Tua
Cantika, seorang mahasiswa semester VII Fakultas Hukum Unsri, berharap Unsri dapat memberikan solusi transportasi yang murah dan lebih terjangkau.

"Pastinya, mahasiswa tidak masalah dengan moda transportasi apa pun, asalkan tersedia dan tidak mempersulit kami," kata Cantika, Kamis (28/8/2025).

Ia mengakui memang lebih nyaman menggunakan Bus Damri daripada bus organda. Namun, ongkos Bus Damri lebih mahal, yaitu Rp15.000, dibandingkan bus organda yang hanya Rp10.000 untuk perjalanan pulang-pergi Palembang-Indralaya.

"Mahasiswa tentu inginnya yang lebih murah atau ekonomis. Kami berharap bus organda tetap bisa beroperasi karena sangat membantu," harap Cantika.

Hal senada diungkapkan Erni, seorang orang tua mahasiswa Unsri. Aturan yang melarang bus organda masuk ke kampus Unsri Indralaya memaksa anaknya menggunakan Bus Damri.

"Sekarang anak saya membawa mobil sendiri dan parkir di kampus Unsri Bukit Besar, lalu lanjut naik Bus Damri. Kalau naik bus organda tidak bisa masuk kampus," paparnya.

Ia menambahkan, selama ini anaknya menggunakan bus organda karena tidak harus naik di kampus Unsri Bukit Besar, tetapi bisa naik di beberapa titik tertentu.

"Kalau bus organda, naiknya tidak harus di kampus Unsri Bukit Besar, kadang di titik tertentu bisa langsung naik," jelasnya, seraya mengatakan hal itu membuat uang saku anaknya untuk ongkos harian meningkat.

 43 Bus Angkutan Mahasiswa Unsri Tak Laik Jalan

Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menegaskan bahwa bus angkutan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) harus lulus uji KIR (uji kelayakan jalan) demi menjamin keselamatan penumpang. Namun, dari 49 bus yang diperiksa, 43 bus di antaranya dinyatakan tidak layak beroperasi.

Kepala Dishub Sumsel, Ari Narsa, menjelaskan bahwa dari 49 bus yang diuji, hanya 3 bus yang lulus uji KIR, 3 bus direkomendasikan dengan catatan perbaikan, dan 43 bus tidak direkomendasikan untuk beroperasi. Bus-bus yang tidak layak jalan tersebut memiliki berbagai masalah, seperti rem tangan tidak berfungsi, kaca spion pecah atau lepas, dan ban gundul.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved