TRIBUNSUMSEL.COM - Duka keluarga Brigadir Muhammad Nurhadi, polisi yang ditemukan tewas di dasar kolam renang salah satu vila di Gili Trawangan pada Rabu, 16 April 2025.
Kepergian Brigadir Nurhadi meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, salah satu Dewi, kakak kandung Nurhadi, terus menangis mengenang sang adik.
Ia merasa apa yang dialami adiknya adalah tindakan kejam yang tidak manusiawi.
Dewi berharap polisi memberikan keadilan atas kasus kematian adiknya.
"Saya hanya mau polisi memberikan keadilan untuk adik saya. Kami sudah menderita dan sedih kehilangan," kata Dewi.
Sementara, Muhammad Hambali, kakak sambung Brigadir Nurhadi meminta kasus kematian korban dengan transparan.
Keluarga menduga kuat kematian Nurhadi tidak wajar dan banyak keterangan polisi yang terkesan menutup-nutupi kasus ini.
Menurut Hambali, sejak awal, keluarga menerima kabar bahwa Nurhadi meninggal karena tenggelam, tetapi mereka meragukan informasi tersebut.
"Apalagi tenggelam di kolam renang yang kedalamannya lebih rendah dari tinggi badan Nurhadi. Selain itu, banyak luka di tubuh dan wajah Nurhadi saat jenazahnya diperlihatkan," ujarnya.
Baca juga: Pengakuan Misri Ditahan Kematian Brigadir Nurhadi, Dijanjikan Kompol I Made Rp10 Juta Teman Kencan
Baca juga: Penampakan Terakhir Brigadir Nurhadi Berendam di Kolam Sebelum Tewas, Hasil Autopsi Dicekik
Hambali menyatakan bahwa mereka awalnya sepakat tidak melakukan otopsi, tetapi belakangan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menggali kubur dan melakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian yang sebenarnya.
"Benar ternyata kecurigaan keluarga, ada luka-luka, patah tulang lidah, leher, dan luka-luka di wajahnya," kata dia. Hambali mengakui bahwa perjuangan keluarganya demi keadilan adik tercintanya tidak sepenuhnya akan berhasil karena keterbatasan kondisi keluarga yang biasa saja.
"Kita ini orang bawah, jadi masih terus berjuang. Kita bisa melawan, kita ini orang sipil. Bagaimana melawan orang atas seperti ini, ibarat batu lawan telur, tetap akan pecah," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Keluarga hanya menginginkan penanganan kasus Nurhadi yang transparan dan pelakunya dihukum seberat-beratnya.
Hambali merasa kecewa dengan cara polisi menangani kasus yang telah merenggut nyawa adiknya.
"Saya maunya transparan. Kan ada beritanya kemarin sudah ditangkap 2 polisi (YG dan HC), tapi kayaknya omong-omong saja." "Tidak ada beritanya bahwa mereka itu pakai baju tahanan. Kayak dilihat foto saja, itu pun pakaian biasa. Itu bikin kami tidak yakin," ujar Hambali.