TRIBUNSUMSEL.COM - Proses mediasi kasus siswa SD berinisial MI (10) yang disuruh duduk di lantai oleh gurunya yang sempat viral di media sosial, masih buntu.
Diketahui, mediasi berlangsung di Polrestabes Medan pada Selasa (11/2/2025) dengan melibatkan Kamelia (38), ibu korban, serta Hartati, guru yang dilaporkan dalam kasus ini.
Dalam mediasi tersebut, ibu korban yang bernama Kamelia meminta uang damai Rp 15 juta.
Baca juga: Tegur Sekolah Hukum Siswa Duduk di Lantai, Bobby Nasution Beri Solusi Untuk Pembayaran SPP
Namun, sang guru justru tak sanggup membayar uang tersebut.
Sehingga, kasus tersebut akan tetap berjalan di Polrestabes Medan.
Adapun, Ibu MI, Kamelia, meminta uang damai tersebut bukan tanpa alasan.
Menurutnya ada biaya yang ia keluarkan setelah kasus itu viral.
"Kayak saya kan jujur, biaya membawa anak ke psikolog dan lainnya kan mengeluarkan biaya. Saya minta ganti rugi itu aja. Totalnya sekitar Rp15 juta. Tapi beliau keberatan," kata Kamelia saat diwawancarai di depan Polrestabes Medan, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.
Kamelia menyatakan bahwa laporan yang dia ajukan akan tetap diproses di Polrestabes Medan.
Dia ia berharap kasus ini dapat diselesaikan secara adil.
Disisi lain, melalui kuasa hukumnya Israk Mitrawany, Hartati mengaku tidak sanggup membayar uang perdamaian tersebut.
"Alasannya, kami tidak memenuhi permintaan mereka. Ada lah sejumlah, yang tak perlu disebutkan, jauh dari kemampuan klien kami," ujar Israk.
Baca juga: Bantahan Pihak Siswa SD di Medan yang Dihukum Belajar di Lantai Disebut Settingan: Tidak Masuk Akal
Israk menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengikuti proses hukum sesuai dengan ketetapan aturan yang berlaku.
Sebelumnya, Kamelia melaporkan Hartati ke Polrestabes Medan pada Selasa (14/1/2025), dengan laporan nomor: LP/B/132/I/2025/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumut.
"Laporannya terkait dugaan kekerasan terhadap anak. Terlapor guru yang menghukum korban duduk di lantai," kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan.
Dalam laporannya, Kamelia menjelaskan bahwa ia mendapati anaknya, MI, merasa malu pergi ke sekolah pada Rabu (8/1/2025) pagi.