Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Ingat buaya Riska, buaya yang bersahabat dengan Pak Ambo yang viral di media sosial.
Buaya Riska kini dikabarkan belum kembali ke habitat asli usai ditangkap dan diletakkan di penangkaran.
Buaya Riska sendiri dikabarkan tak mau makan saat dipindahkan ke penangkaran berpisah dengan pak Ambo.
Hal tersebutlah yang membuat Buaya Riska kini akan kembali ke habitat aslinya lantaran tempat penangkaran disebut tak layak oleh pak Ambo dilansir dari channel youtube fitriyani RISKA, Kamis (2/11/2023).
Dalam video tersebut memperlihatkan momen Pak Ambo menemui Tri Suswati, istri Menteri dalam Negeri Tito Karnavian untuk membahas pengembalian buaya Riska ke habitat asli.
Saat itu Pak Ambo terlihat cukup tegang lantaran akan bertemu kembali dengan Buaya Riska setelah lama berpisah.
"Deg degan, setelah lama lagi baru ketemu," kata Pak Ambo.
"Ya Allah kayak pacaran," canda Tri Suswati, istri Menetri dalam Negeri Tito Karnavian sembari tertawa.
Baca juga: Kecewanya Mustofa Tahu Fitri Sandayani Kabur Sebulan Karena Ingin Tenangkan Diri, Jual Perhiasan
Baca juga: Cium Buaya Riska di Penangkaran, Pak Ambo Sempat Menangis Ingat Tak Diajak BKSDA Saat Evakuasi
Sementara itu Tri Suswati kemudian menanyakan soal nasib buaya Riska.
"Jadi kami fungsinya mengelolah keanekaragaman hayati salah satunya satwa liar yang ada habitatnya, namun ketika habitatnya diusik disitulah kami bergerak," ujar pihak BKSDA.
"Cuma yang kita pertanyakan di sini kan bukan habitatnya, udah padet, apakah yang dari habitat aslinya semua harus dipindah kesini? Pasti ada solusinya, observasi," jawab Tri Suswati.
Pihak BKSDA dan lembaga konservasi sontak menyebut jika ada syarat untuk mengembalikan buaya Riska.
"Kalo dikembalikan ada beberapa syarat, yang kita utamakan keselamatan manusia dan satwanya juga, ini kan kami beri disini karena pengelolah sini swasta dapat izin dari Kementrian dan dibina oleh BKSDA, penganggaran pribadi," sambung pihak BKSDA.
"Kami biasanya kalo habitatnya kekurangan maka akan kami lepas liarkan," sambung Arief Anggoro pihak Lembaga Konservasi Pengelolah Penangkaran.