TRIBUNSUMSEL.COM -- Film animasi Merah Putih One For All bakal tayang pada 15 Agustus mendatang di layar kaca bioskop se Indonesia ramai disorot.
Setelah film yang dimuat untuk menyambut HUT ke-80 RI dengan dana dihabiskan sebesar Rp6,7 miliar tersebut dinilai bak film belum selesai.
Hal tersebut pula membuat publik ramai memberikan kritikan pedas terkait film tersebut.
Salah satu yang memberikan pendapat datang dari sutradara kondang Hanung Bramantyo.
Melansir dari Wartakotalive.com, senin (11/8/2025) Hanung Bramantyo menyebut bahwa anggaran sebesar Rp6,7 miliar tidak cukup untuk menghasilkan film animasi yang layak tayang.
“Anggaran segitu hanya cukup untuk tahap previs, yaitu storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator,” ujar Hanung.
Ia menilai bahwa film Merah Putih One For All kemungkinan besar belum selesai diproduksi secara penuh. Hanung bahkan mengibaratkan tayangan cuplikan film tersebut seperti rumah yang belum dipelur dan masih berupa cor-coran kasar.
“Kalau itu yang ditayangkan, sudah pasti penonton akan resisten,” tambahnya.
Hanung menjelaskan bahwa untuk membuat film animasi yang layak tayang, dibutuhkan anggaran minimal Rp30 hingga Rp40 miliar. Itu belum termasuk biaya promosi yang bisa mencapai Rp7 miliar dan pajak sekitar 13 persen atau Rp6 miliar.
“Budget Rp7 miliar, dipotong pajak 13 persen, tinggal sekitar Rp6 miliar. Sekalipun tidak dikorupsi, hasilnya tetap jelek,” tegas suami dari artis Zaskia Adya Mecca tersebut.
Sebagai pembanding, Hanung menyebut film animasi Jumbo, yang meraih jumlah penonton tertinggi untuk kategori animasi di Indonesia
Menurut Hanung menghabiskan biaya produksi hingga Rp70 miliar dan diproses selama lima tahun.
Sementara Merah Putih One For All kabarnya baru mulai diproduksi pada Juni 2025, atau kurang dari tiga bulan sebelum jadwal tayang.
Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail.
Produser utama adalah Toto Soegriwo, dengan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif.
Adapun sutradara dan penulis skenario film ini adalah Endiarto dan Bintang Takari.
(*)