TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA-Saat sedang berada di pondok kebun miliknya, Zulfikar (28) petani nanas di Desa Muara Kuang Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir (OI), Selasa siang (4/9) pukul 13.00 sontak dikejutkan dengan kepulan asap putih pekat mengudara.
Setelah dicari sumber asap tersebut, api berasal dari lahan gambut yang berada di sebelah kebun nanas miliknya.
Melihat kondisi itu, Zulfikar langsung panik dan seketika berupaya memadamkan api menggunakan peralatan seadanya.
Baca: UIN Raden Fatah Kerjasama dengan UID Iran, Alex Noerdin : Kerjasama Ini Bangkitkan Peradaban Islam
Baca: 27 September Herman Deru Dilantik Presiden Jokowi, Sumsel Punya Gubernur Baru
Api tidak menyambar kebun nanas seluas lebih kurang dua hektar miliknya. Api baru bisa dipadamkan setelah disemprot menggunakan racun api yang telah tersedia di dalam pondok kebun nanas miliknya.
Dari pengakuan Zul sapaannya, ia tidak begitu mengetahui sumber api yang seketika menghanguskan lebih kurang satu per empat hektar lahan gambut itu.
"Kalau sengaja dibakar oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, itu mustahil. Saya saja bingung, dimana asal api yang tiba-tiba langsung membakar lahan gambut tersebut," ujar Zul, Selasa (4/9/2018).
Baca: Belum Terungkap 2 Kematian Minggu Lalu, Hari Ini Bertambah Lagi 1 Security di PGE Lumut Balai tewas
Baca: Masih Tunggu Peraturan Gubernur, Ini Syarat Sewa Rusunawa Jalan Srijaya KM 5 Palembang
Padahal, dijelaskannya jarak antara lokasi perkebunan nanas dengan permukiman penduduk sangat jauh. Ia mengaku cukup kesulitan melakukan pemadaman api yang membakar lahan tersebut.
Mengingat di lokasi tidak tersedianya pasokkan air bila sewaktu-waktu api membakar lahan.
Apalagi saat ini masih musim kemarau.
"Ya, mesin racun api inilah yang menjadi alat utama memadamkan api bila kebakaran lahan terjadi," kata pria yang masih lajang ini.
Baca: Peringati Hari Pelanggan Nasional, Telkomsel Berikan Berbagai Hadiah Menarik
Baca: Awalnya Antar Teman Wanitanya ke Hotel, Oknum Polisi ini Saling Lapor, Ini Kronologis versi Pelapor
Ia menambahkan, bila bencana kebakaran lahan yang nyaris melanda kebun miliknya itu, baru pertama kali ini terjadi.
Ia pun merasa khawatir bila sewaktu-waktu api kembali membakar lahan.
"Sebelum memasuki musim hujan ini, memang sangat rentan terjadinya bencana kebakaran lahan. Untuk itu, kedepannya, dengan hanya bermodalkan racun api, saya akan siaga selama 24 jam bila sewaktu-waktu kebakaran lahan kembali terjadi. Takutnya membakar kebun nanas," ujar Zul. (SP/ Beri Supriyadi)
.