HUT ke 80 RI

Asal Usul Perahu Bidar Palembang yang Selalu Ada Saat HUT RI, Mulanya Untuk Patroli Kesultanan

Konon lomba ini diadakan pada zaman Putri Dayang Merindu, gadis cantik yang tinggal di bagian hulu kota Palembang pada ratusan tahun silam. 

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
BIDAR - Suasana perlombaan perahu Bidar di Sungai Musi yang dilaksanakan setiap memperingati HUT RI pada 17 Agustus beberapa waktu yang lalu. 

"Jadi dalam proses pelaksanaan dulu sangat ramai, kalau ada pelaksanaan Bidar setiap tanggal 17 Agustus itu pasti sungai Musi itu penuh dan padat masyarakat, baik dari pemerintah Palembang maupun dari sekitar Palembang, seperti Ogan Ilir, Banyuasin dan sebagainya datang semua, " capnya. 

Namun diungkapkan Vebri, 10 tahun belakangan ini lomba Bidar itu ia melihatnya tambah lama tambah lesu, atau kurang bergairah karena nama perahu Bidarnya diambil nama perusahaan, seperti Bidar Pusri, Bidar PTBA dan sebagainya. 

"Selain itu pelaksanaannya juga seringkali kita dengar, kurang fair play dimana yang menang sudah ditentukan dan sebagainya, yang membuat Bidar kurang bergairah, " tandasnya. 

Dijelaskan Vebri, seharusnya Bidar itu milik masyarakat, meski harganya Bidar itu cukup mahal dengan kisaran Rp 50-60 juta per unit, menjadikan masyarakat kurang mampu.

"Tetapi seharusnya, kalau masih ada semangat gotong royong hal itu tidak terlalu susah, misal satu Kecamatan mau bikin satu Bidar selain dibantu subsidi sedikit pemerintah juga gotong royong masyarakat, sehingga ada merasa memiliki perahu Bidar itu, " capnya.

Maka dari, Bidar ini haruskah dikembalikan ke masyarakat dan komunitas dibawah, baik tingkat Kecamatan atau Kelurahan, pastinya akan ada semangat gotongroyong dengan rasa memilikinya. 

"Bidar simbol kegotongroyongan, karena dilakukan 55 sampai 60 orang, artinya harus bekerjasama dalam mendayung Bidar, selain proses pembuatan Bidar yang melibatkan masyarakat. Seharusnya perusahaan hanya mensponsori saja tapi Bidarnya tetap dikembalikan ke masyarakat dan setiap Kecamatan mutlak ikut, dan jadi seru karena masyarakat merasa memiliki dan bisa menyumbang untuk melaksanakannya," pungkasnya.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved