HUT ke 80 RI
Asal Usul Perahu Bidar Palembang yang Selalu Ada Saat HUT RI, Mulanya Untuk Patroli Kesultanan
Konon lomba ini diadakan pada zaman Putri Dayang Merindu, gadis cantik yang tinggal di bagian hulu kota Palembang pada ratusan tahun silam.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Lomba perahu bidar dilaksanakan dengan cara mendayung perahu secara cepat. Seni dayung yang berasal dari Palembang ini sudah ada sejak zaman dahulu, dan masih dilestarikan hingga sekarang.
Baca juga: 12 Tim Bakal Tampil di Festival Bidar Palembang HUT ke-80 RI, 60 Ribu Pengunjung Ditargetkan Hadir
Baca juga: Kapan Lomba Bidar di Palembang ? Berikut Jadwal dan Rangkaian Acaranya di Hut ke-80 RI
Perahu Bidar resminya sejak zaman pemerintahan Belanda pada saat itu lomba dibuat untuk perayaan ulang tahun Ratu Belanda, yaitu Wilhelmina.
"Jadi setelah pemerintahan Belanda itu, hampir setiap tahun dilaksanakan Bidar di Palembang, Bidar singkatan Biduk Lancar," kata Vebri, Jumat (15/8/2025).
Namun di massa Kesultanan, Bidar merupakan Perahu Pencalang (perahu yang dibuat satu pohon dilobangi tengahnya kecil jadi jalannya cepat), yang digunakan untuk mengontrol lalu-lintas Sungai yang bermuara ke Palembang.
"Sedangkan lomba (Bidar) kita lihat dalam penafsiran kita Ratu Wilhelmina itu bukan lomba, dan masyarakat sudah mengadakan lomba- lomba sebelum Belanda memperingatinya Ratu Wilhelmina. Artinya, sudah lama bidar di Sungai Musi diperkirakan sejak kerajaan Sriwijaya, " ucapnya.
Lalu disisi legenda, tentang Putri Dayung Merindu yang diperebutkan bangsawan Palembang sama Huluan Palembang, daerah sekitar Ogan ada beberapa versi menurut legenda.
"Ada beberapa versi putri ini bilang berasal dari Ogan ada juga dari Tanjung Enim, ya namanya legenda, " ucapnya.
Diterangkan Vebri, dalam cerita yang tersebar jika Putri Dayung Metindu saat itu lagi nyuci, tempat nyucinya ngayut dan ditemukan bangsawan Palembang, dan dilihatnya Putri Datang itu cantik dan mau dilamar tapi sayang, Putri Dayung saat itu sudah terikat dengan bujang setempat, " paparnya.
Jadi singkat cerita menurut Vebri, ada perebutan antara kedua pemuda itu, dan disepakati ada lomba bidar, tetapi kemudian mereka tidak ada kalah dan menang sama kuat. Akhirnya Dayang karena diperebutkan membelah tubuh kepala di Palembang dan Badan itu legenda.
"Itulah fakta asal usul Bidar, jadi dari sisi budaya sumber pusaka catatan Belanda dan cerita kisah rakyat kita, " ungkapnya.
Ditambahkan Vebri, terdapat juga ritualnya dulu sebelum diterjemakan Prasasti Kedukan Bukit apa maknanya, sehingga banyak pelaku Bidar saat itu datang ke situ karena dianggap jimat dan menambatkan perahu disana, harapannya perahunya akan lebih cepat tenaga pendayung lebih kuat.
"Secara gaib masyarakat berkeyakinan saat itu, ada yang dorong dari bawah perahu Bidar yang disebut mitos Palembang, Raden Toka (dipercaya wara Pemulutan menyerupai buaya). Jadi secara gaib ada yang mendorong dari bawah,dan itu dulu dilakukan di Palembang," terangnya.
Dilanjutkan Vebri, pada kapal Bidar dahulu tidak ada ornamen atau ukiran tertentu sebagai ciri khas Bidar karena berasal dari sebatang pohon yang dibolongi di tengah, dan berbentuk lancip didepannya yang cenderung untuk cepat.
"Nah, untuk lancip didepan itu untuk lebih cepat saja perahu Bidarnya, kalau lainnya (ornamen) tidak ada, " tandasnya.
Perahu Bidar menurut Vebri, jika dulu untuk kontrol di perairan sungai Musi, namun sekarang sebagai simbol gotongroyong.
Gebrak Mimbar, Prabowo Ingatkan Pengusaha Serakah yang Tipu Rakyat saat Pidato di Sidang MPR RI |
![]() |
---|
12 Tim Bakal Tampil di Festival Bidar Palembang HUT ke-80 RI, 60 Ribu Pengunjung Ditargetkan Hadir |
![]() |
---|
Kapan Lomba Bidar di Palembang ? Berikut Jadwal dan Rangkaian Acaranya di Hut ke-80 RI |
![]() |
---|
39 WBP Lapas Lubuklinggau Langsung Bebas Saat HUT ke-80 RI, Didominasi Napi Kasus Pencurian |
![]() |
---|
Rangkaian Acara Festival Bidar Palembang HUT ke 80 RI, Final Digelar 17 Agustus 2025 Pukul 15.15 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.