Berita Viral

Sempat Didatangi Oknum LSM, Zuhdi Guru Madin Ngaku Ditakut-takuti Penjara dan Denda Rp 20 Juta

Ahmad Zuhdi, guru Madrasah Diniyah yang didenda Rp 12,5 juta oleh wali muridnya mengaku sempat didatangi oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tangkapan layar Ig @gusmiftah
GURU DIDENDA - Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah (Madin) Roudhotul Mutaalimin, Demak menolak pengembalian uang denda sebesar Rp12,5 juta dari wali murid yang sebelumnya menuntutnya. Ahmad Zuhdi, guru Madrasah Diniyah yang didenda Rp 12,5 juta oleh wali muridnya mengaku sempat didatangi oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM). 

Gus Miftah tak hanya datang memberi dukungan, tapi juga memberikan hadiah besar.

Ia memberi hadiah umrah kepada Zuhdi dan istrinya.

Tak hanya itu, Gus Miftah juga memberikan sebuah sepeda motor baru.

Seperti diketahui, peristiwa yang membuat Zuhdi jadi perbincangan justru terjadi jauh dari rumahnya. 

Di madrasah tempat ia mengajar, sebuah insiden diduga penamparan murid terekam dan menyebar di media sosial. 

“Namanya orang tua ada kejadian seperti itu ya kaget,” kata Zuhdi, menundukkan kepala, saat dimintai komentar.

Kasus itu membuat Zuhdi dituntut damai oleh wali murid dengan nominal Rp 25 juta, meski akhirnya turun menjadi Rp 12,5 juta. 

“Untuk mendapatkan uang itu, saya sampai kepikiran mau jual motor,” ujarnya.

Syukurlah, sahabat-sahabatnya bergerak, ada yang patungan, ada pula yang memberi pinjaman.

Zuhdi mengaku semua tindakannya hanyalah bentuk teguran, bukan kekerasan. 

"Mas, saya itu menganggap anak itu seperti anak saya sendiri. Saya anggap dia seperti anak saya dulu,” tuturnya.

Di sisi lain, atas peristiwa itu, Zuhdi berharap bisa cepat selesai.

“Jadi pikiran saya juga tenang, teman-teman juga tidak ribut,” ujarnya di teras mushola sebelah rumahnya.

Bagi Zuhdi, mengajar ngaji bukan sekadar profesi, melainkan pengabdian seumur hidup. Apalagi Zuhdi hanya mendapat bayaran selama 4 bulan sekali sebesar Rp 450ribu.

 Meski diterpa ujian, ia tetap berharap anak-anak didiknya menjadi generasi yang berakhlak baik.

Sementara itu, Gus Miftah. Zuhdi menyambut kedatangan Gus Miftah di Mushola Ikhwanul Assalafy, tepat di samping rumahnya.

“Ya, sekadar silaturahmi kepada orang yang sangat luar biasa. Kita berharap tabarukan, keberkahan dari Allah,” ujar Gus Miftah.

 “Ini bentuk apresiasi kami kepada guru-guru ngaji yang mendidik dengan penuh keikhlasan,” ucapnya.

Ia juga berharap kejadian serupa tak terulang. 

“Saya berharap ini insiden terakhir. Guru ngaji itu pejuang-pejuang luar biasa yang harus kita jaga,” tambahnya.

Kini, dengan bantuan Gus Miftah, beban Zuhdi terasa lebih ringan. “Saya ingin damai, teman-teman tidak repot, hidup saya kembali ayem,” ucap Zuhdi Lirih.

 (*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved