Berita Viral

Dulu Sekolah Favorit, Nasib SMK Veteran Cirebon Kini Cuma 11 Orang Daftar, Guru Digaji Rp300 Ribu

Nasib memprihatinkan dialami para guru di SMK Veteran Cirebon, gajinya hanya berkisar Rp 300.000 per bulan. Sekarang hanya memiliki 11 siswa baru.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
SEKOLAH SEDIKIT PEMINAT- Wahyu Hidayat Kepala Sekolah SMK Veteran Kota Cirebon Jawa Barat memberikan penjelasan terkait kondisi saat ini kepada Kompas.com di salah satu rung kelas pada Jumat (11/7/2025) siang. Nasib memprihatinkan dialami para guru di SMK Veteran Cirebon, gajinya hanya berkisar Rp 300.000 per bulan. Sekarang hanya memiliki 11 siswa baru. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib memprihatinkan dialami para guru di SMK Veteran Cirebon, gajinya hanya berkisar Rp300.000 per bulan. 

Sementara jumlah siswa yang mendaftar terus menurun drastis.

Ironisnya, kondisi ini terjadi di sekolah yang berada di jantung Kota Cirebon. Sekarang hanya memiliki 11 siswa baru.

Sejak jumlah peserta didik baru terus merosot, setidaknya 13 ruang kelas dibiarkan kosong, penuh debu, bahkan sebagian atapnya telah bocor.

Baca juga: Siapkan Anggaran Rp 12 M, Seluruh Pelajar SD dan SMP di Pemkot Prabumulih Bakal Dapat Seragam Gratis

SEKOLAH DI CIREBON- Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidaya memper
SEKOLAH DI CIREBON- Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidaya memperlihatkan kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Foto diambil Jumat 11 Juli 2025.

Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat pun merasa prihatin dengan nasib para guru.

“Sedih rasanya. Seorang guru lulusan S1 yang mengabdikan diri mendidik anak bangsa, tapi gajinya tidak sampai Rp 300 ribu. Apakah itu pantas?” ungkap Wahyu dengan suara bergetar.
 
Padahal, di masa jayanya pada era 1990-an, sekolah ini dikenal sebagai salah satu SMK swasta favorit di Kota Cirebon dengan ribuan murid.

Jika tahun lalu masih ada sekitar 50 siswa yang mendaftar, tahun ini hanya tersisa 11.
 
Sementara, SMK Veteran saat ini memiliki 28 guru yang tetap bertahan di tengah kondisi serba terbatas.

“Kondisinya memang sangat-sangat prihatin banget. Kami hanya bisa banyak berdoa dan terus mencari siswa baru, meskipun kami bingung, apakah masih ada siswa yang bisa kami cari,” ujar Wahyu.

Situasi ini semakin berat setelah gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan kebijakan baru yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per kelas. 

Menurut Wahyu, aturan ini mempersempit peluang sekolah swasta mendapatkan murid.

“Yang gelombang satu saja informasinya ditarik kembali ke negeri. Sekolah negeri bahkan yang biasanya menerima sekian siswa, sekarang malah nambah. Kami makin bingung,” katanya.

Baca juga: Nasib SMA Pasundan Terancam Bangkrut Imbas Kebijakan Dedi Mulyadi, Kepsek Curhat Baru 6 Orang Daftar

Sejak menjabat sebagai kepala sekolah pada Januari 2025, Wahyu mengaku telah mencoba berbagai upaya agar SMK Veteran kembali dikenal masyarakat. Namun, hasilnya belum signifikan.

“Tidak mudah menstabilkan kondisi ini. Saya sudah berusaha mengenalkan kembali SMK Veteran lewat berbagai kegiatan. Tapi ya itu, saingan makin banyak, dan aturan juga makin berat bagi sekolah kecil seperti kami,” tuturnya.

Krisis ini bukan hanya berdampak pada operasional sekolah, tetapi juga menyentuh langsung kehidupan para guru. 

Dengan gaji di bawah Rp 300 ribu, mereka tetap bertahan demi keberlangsungan pendidikan.
 
Wahyu berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih adil kepada sekolah swasta kecil yang juga memiliki kontribusi penting dalam pendidikan nasional.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved