Kopi Sumsel
Harga Kopi di OKU Kini Anjlok Rp 55 Ribu Perkilo, Petani Bingung Mau Jual Atau Tahan
Dirinya saat ini sedang gamang antara mau menjual kopi atau menahan dulu sambil berharap harga kopi kembali melabung.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Pasca Hari Raya Idul Adha 1446 H, harga biji kopi terus turun dan kini dikisaran Rp 55 ribu/kg.
Karena harga turun, saat ini banyak petani kopi masih menahan barangnya.
Seperti yang dituturkan salah seorang petani kopi di wilayah Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu kepada awak media Kamis (19/6/2025).
Dirinya saat ini sedang gamang antara mau menjual kopi atau menahan dulu sambil berharap harga kopi kembali melabung.
“Bingung aku, nak melepas sekarang apo ditahan, kalau dibiarkan kele rege naik, ditahan kalu tambah turun,” kata warga Kecamatan Ulu Ogan.
Ibu tiga anak ini mengaku kini masih menyimpan kopi gabah kering sekitar 1 ton hasil panen tahun ini.
Dulu waktu harga kopi menyentuh Rp 82.000 per kilo, kopi di kebunnya belum matang, setelah panen kopi malah harganya terus melorot.
Keluhan yang sama juga diungkapkan salah seorang warga Kecamatan semidang Aji Kabupaten OKU.
Baca juga: Harga Kopi di Muara Enim Anjlok, Kini Rp 55 Ribu Perkilo, Disebut Terpengaruh Hasil Kopi Brasil
Baca juga: Harga Kopi di Lahat Terjun Bebas Jadi Rp53 Ribu per Kg, Petani Sebut Tersaingi oleh Kopi dari Brasil
Meskipun musim ini produksi kopi tidak terlalu menggembirakan namun dirinya tetap bersyukur baru saja panen kopi.
Namun sayangnya harganya tidak sepadan sebelum lebaran.
Kini dirinya masih ragu kalau dijual sekarang harga kopi sudah pecah dari Rp 60 ribu, tapi kalau tidak dijual dirinya membutuhkan uang untuk biaya anak sekolah.
“Anakku tahun ini mausk SMA nak beli pakaian seragam dan alat sekolah. Kalau yang SD dan SMP Alhamdulillah infoyo tahun ini dapat bantuan seragam dan sepatu serta perlengkapan sekolah gratis dari Bupati OKU,” Endang.
Disisi lain, pantauan di lapanngan petani memang bergairah mengurusi kebun kopi karena harga tinggi melampaui harga tertinggi yang pernah terjadi di tahun 1998 (yang sampai Rp 25.00/kg).
Petani yang memiliki kebun kopi yang selama ini terlantar kini mulai dierhatikan, disiangi dan dipupuk.
Para petani kopi sangat bergairah pergi ke kebun kopi, di wilayah Semidang Aji memang sebagian besar masih membudidayakan kopi robinson (kopi liberika—Red), karena kopi ini cocok dnegan kondisi alamnya.
Meskipun kopi robinson ini memang pohonnya relatif tinggi dan sulit dipetik, namun petani masih banyak yang bertanam kopi robinson.
Lagipula aromanya lebih enak dan familiar di lidah orang Ogan.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Melimpahnya Biji Kopi, UMKM di Lahat Buka Jasa Roasting Kopi, Kini Ramai Diserbu Para Petani |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Turun Hingga Rp 55 Ribu Perkilo, Petani Tunda Jual Hasil Panennya |
![]() |
---|
Sempat Nyaris Sentuh Rp 70 Ribu Perkilo, Harga Kopi di Pagar Alam Turun Lagi, Petani Tunda Penjualan |
![]() |
---|
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.