Kopi Sumsel
Harga Kopi di Muara Enim Anjlok, Kini Rp 55 Ribu Perkilo, Disebut Terpengaruh Hasil Kopi Brasil
Pasalnya, dalam sepekan terakhir harga Kopi dipasaran mulai merangkak turun akibat pasokan yang melimpah baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM - Petani kopi di Semende, Kabupaten Muara Enim, Sumsel mulai ketar-ketir.
Pasalnya, dalam sepekan terakhir harga Kopi dipasaran mulai merangkak turun akibat pasokan yang melimpah baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Saya tidak terlalu tahu apa penyebabnya harga kopi turun, tapi informasinya akibat pasokan dari negara Brazil sudah normal kembali," ujar salah seorang petani kopi bernama Irwan (47) warga Desa Cahaya Alam, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumsel, Rabu (18/6/2025).
Menurut Irwan, saat ini harga biji Kopi Robusta sekitar Rp 55 ribu per kg, turun dari sebelumnya Rp 70 ribu perkg.
Penurunan tersebut sudah mulai terjadi sekitar 10 hari terakhir.
Namun meski turun, petani masih tetap bersyukur karena harga tersebut masih tinggi dan imbang dengan biaya produksi Kopi saat ini.
Baca juga: Harga Kopi di Lahat Terjun Bebas Jadi Rp53 Ribu per Kg, Petani Sebut Tersaingi oleh Kopi dari Brasil
Baca juga: Bertemu OJK Sumsel, Ludi Oliansyah Perkenalkan Raden Kuning, Kopi Arabika Yellow Khas Pagar Alam
Informasinya beberapa tahun yang lalu kopi dari negara Brasil gagal dan rusak sehingga pasokan kopi dunia berkurang sehingga menyebabkan kenaikan.
Namun tahun ini, Brasil sudah berhasil memulihkan hasil kopinya sehingga produksi kopi kembali normal yang imbasnya permintaan kopi dari Indonesia menurun.
"Kalau harga Rp 50 ribu perkg, itu kami masih lumayan, tapi kalau harganya dibawah itu perekonomian kami sudah berat," ujar ayah empat anak ini.
Lanjut Irwan, dengan adanya kenaikan harga kopi tentu membuat petani senang karena perekonomiannya naik, namun yang menjadi masalah kenaikan harga Kopi tersebut diikuti oleh kenaikan harga Sembako terutama beras.
Dan yang repotnya, ketika harga kopi turun harga sembako khususnya beras tidak ikut turun namun tetap sehingga mulai terdampak dengan petani Kopi.
"Kalau di Semende, tidak semua petani padi mempunyai kebun Kopi. Jadi pas Kopi naik mereka ikut-ikutan menaikkan harga beras juga," pungkasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Kini Perlahan Kembali Naik, Meski Masih di Bawah Rp 50 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Hasilkan 56 Ribu Ton Pertahun, Bursah Zarnubi Ingin Kopi Robusta Lahat Tembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing, Pemkab Lahat Gelar Bimtek Bagi Petani dan UMKM Kopi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.