Berita Viral

Tarik Biaya Beli AC Rp20 Ribu per Hari , Ini Modus Dugaan Pungli Kepala SMAN 9 Tambun Selatan

Setelah didemo ratusan siswanya, Kurniawati, Kepala SMAN 9 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dinonaktifkan.

YouTube KURNIAWATI M.Pd. RAJWA BESI
DINONAKTIFKAN DEDI MULYADI - (kiri) Tangkap layar YouTube KURNIAWATI M.Pd. RAJWA BESI, Kamis (5/6/2025). Kepala SMAN 9 Tambun Selatan, Kurniawati, dinonaktifkan Dedi Mulyadi buntut dugaan pungli dan penyelewengan dana. (kanan) Ratusan siswa SMAN 9 Tambun Selatan menggelar unjuk rasa pada Selasa (3/6/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah didemo ratusan siswanya, Kurniawati, Kepala SMAN 9 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dinonaktifkan.

Lantaran diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan, Kurniawati didemo.

Salah satunya adalah pembangunan sekolah hingga pembelian alat pendingin ruangan (AC) musala Rp20 ribu per hari.

Sebelumnya pada Selasa (3/6/2025), ratusan siswa kelas 10 dan 11 SMAN 9 Tambun Selatan menggelar aksi damai di halaman sekolah .

Siswa kelas 11 berinisial RP mengaku dimintai sejumlah uang oleh pihak sekolah untuk biaya akademik dan nonakademik sejak 2023.

"Katanya untuk Gedung, sampai sekarang masih gini-gini aja. Orang tua saya sudah bayar setiap tahun Rp500.000," katanya, Kamis (5/6/2025), dilansir TribunBekasi.com.

RP menjelaskan, uang pembangunan gedung itu disetorkan satu tahun sekali dengan nominal tidak dibatasi besarannya.

Sementara untuk pengadaan alat pendingin ruangan musala, per kelas diminta menyumbang Rp20 ribu per hari.

Namun, sejak penarikan permintaan itu dilakukan hingga kini, dua kegiatan tersebut tak kunjung terealisasi.

Selain mempertanyakan pembangunan gedung, siswa juga meminta kejelasan mengenai fasilitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Fasilitas UKS di sekolah tersebut disebut tak memadai lantaran hanya ada meja tanpa kasur dan kursi.

Baca juga: Dinonaktifkan Dedi Mulyadi, Ini Sosok Kepala SMAN 9 Tamsel Kurniawati, Didemo gegara Dugaan Pungli

Begitu juga dengan ketersediaan obat. Menurut RP, sudah dua bulan tak ada suplai obat dari pihak sekolah.

Para pengurus UKS pun terpaksa menggunakan uang pribadi untuk membeli obat apabila ada pelajar yang memerlukan perawatan.

Sementara, pembelian obat dari uang pribadi itu tak mendapat ganti dari pihak sekolah.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved