Tahanan di Lapas Muara Beliti Ricuh

Sosok Ustadz Abdul yang Sempat Terjebak di Lapas Muara Beliti Musi Rawas Ketika Terjadi Kericuhan

Sosok Ustadz Abdul Somad, merupakan tokoh agama atau penceramah lokal asal Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2, Kota Lubuklingga

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/Eko Mustiawan
POTRET USTAZ : Ustadz Abdul penceramah agama yang diberi tugas untuk memberikan siraman rohani di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti. 

TRIBUNSUMSEL.COM,MUSI RAWAS -- Sosok Ustadz Abdul Somad, merupakan tokoh agama atau penceramah lokal asal Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2, Kota Lubuklinggau.

Dia sempat terjebak di dalam Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti di Kabupaten Musi Rawas selama setengah jam, pada saat terjadi kericuhan, Kamis (8/5/2025) pagi.

Saat kericuhan, dia secara kebetulan diberikan tugas untuk mengisi ceramah atau memberikan siraman rohani kepada para kompensasi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti.

Siraman rohani tersebut, rencananya akan dilaksanakan di dalam Masjid di Lapas. Namun, sebelumnya dia memberikan siraman rohani, kepada para tahanan di Lapas, tiba-tiba terjadi kericuhan.

Hingga akhirnya, dia terjebak selama kurang lebih setengah jam di dalam lapas dan tidak bisa keluar. Hingga akhirnya, dia berhasil dikeluarkan oleh petugas.

Guntur salah satu warga Desa Rantau Bingin Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK) Musi Rawas, yang juga merupakan salah satu murid Ustadz Abdul Somad yang sempat belajar ngaji.

“Itu guruku dulu, dulu aku pernah belajar belajar ngaji ditempat dia di Kelurahan Simpang Periuk Kota Lubuklinggau,” kata Guntur saat dikonfirmasi Sripoku.com, Kamis (8/5/2025).

Guntur juga mengaku, dia memang merupakan penceramah sekaligus guru ngaji. Bahkan saat ini, masih ada warga Desa Rantau Bingin yang belajar ngaji dengan Ustadz Abdul Somad.

“Beliau juga memang sering ngisi ceramah di Lapas, termasuk juga ngajar mengaji,” ungkap Guntur.

Sebelumnya, kericuhan terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti pada Kamis (8/5/2025) pagi. Kericuhan tersebut dipicu razia handphone yang dilakukan secara rutin oleh petugas.

Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Ronald Heru Praptama mengatakan, sebelum kericuhan terjadi, pada Rabu (7/5/2025) malamnya sekira pukul 19.00 Wib, petugas Lapas melakukan razia di blok banggau.

Dari razia tersebut, petugas menemukan 54 unit handphone di kamar para tahanan. Karena kecurigaan masih ada handphone yang dimiliki para tahanan, maka Kamis (8/5/2025) kembali melakukan razia.

“Setelah apel sekira pukul 08.00 Wib, petugas kembali melakukan razia, karena diindikasikan masih banyak handphone di kamar bawah,” kata Kalapas, Kamis (8/5/2025).

Kemudian, petugas pun membagi waktu untuk melakukan razia di blok angsa dan sisa kamar di blok banggau. Untuk di blok angsa sendiri ada 8 kamar sedangkan di blog banggau hanya 4 kamar.

“Kemudian di kamar 8 yang dipimpin oleh KPLP terjadi dibenarkan. Jadi razia di blok banggau kami hentikan.Kami berusaha menenangkan itu,” lanjut Kalapas.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved