Mata Lokal Desa

Jejak Sejarah dan Budaya Suku Komering, Warisan Hidup di Sepanjang Sungai Komering Sumsel

Suku Komering masyarakat asli yang mendiami sepanjang aliran Sungai Komering, yang membentang dari Kabupaten OKI, OKU, OKU Timur dan OKU Selatan.

Dokumentasi Fahmi
ADAT ISTIADAT KOMERING -- Jempana salah satu adat suku Komering, yang digunakan saat menerima tokoh kehormatan dan digunakan untuk resepsi pernikahan pengantin, Selasa (15/04/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Sumatera Selatan tidak hanya dikenal dengan kekayaan alamnya, tetapi juga keragaman suku yang membentuk identitas daerah tersebut.

Salah satunya adalah Suku Komering, masyarakat asli yang mendiami wilayah di sepanjang aliran Sungai Komering, yang membentang dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Timur, hingga OKU Selatan.

Fahmi, seorang tokoh pemuda Komering dari Desa Pulau Negara, Kecamatan BP Peliung, menceritakan bahwa asal-usul suku Komering memiliki sejarah panjang yang kaya dan kompleks.

"Jika melihat di beberapa artikel yang sering saya baca, nama Komering sendiri mulai dikenal luas pada masa kolonial Belanda. Kala itu, Belanda menyebutnya sebagai Kemering, yang dalam cerita rakyat diartikan sebagai makhluk sakti menyerupai harimau jadi-jadian," katanya, Selasa (15/04/2025).

Lanjut kata dia, ada pula pendapat yang meyakini bahwa nama ini berasal dari istilah 'Way Komering' yang berarti Sungai Komering.

Salah satu titik penting dalam sejarah Komering terdapat di pertemuan Sungai Saka dan Selabung di daerah Muara Dua.

Secara dialektika bahasa dan adat, Suku Komering dan Suku Lampung menunjukkan banyak kesamaan.

Hal ini menguatkan dugaan bahwa Suku Komering kemungkinan besar merupakan bagian dari rumpun Suku Lampung pada masa lalu.

"Selain bahasa, keterkaitan ini juga didukung oleh kondisi geografis dan sistem transportasi masyarakat zaman dahulu. Sebelum infrastruktur modern berkembang, sungai menjadi satu-satunya jalur utama bagi masyarakat dalam beraktivitas, berdagang, dan berpindah tempat," bebernya.

Hulu dari sungai-sungai besar di Sumatera Selatan, termasuk Sungai Komering, ternyata bermuara dari wilayah Lampung.

Fakta inilah yang semakin memperkuat kemungkinan bahwa leluhur masyarakat Komering berasal dari wilayah Lampung.

Lalu menyebar dan menetap di sepanjang tepian Sungai Komering.

Hingga akhirnya berkembang menjadi kelompok masyarakat yang kita kenal saat ini sebagai Suku Komering.

Meski secara administratif termasuk ke dalam Provinsi Sumatera Selatan, suku Komering memiliki ikatan budaya, bahasa, dan adat yang erat dengan masyarakat Lampung.

"Dialektika bahasa Komering, misalnya, sangat kental dan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan bahasa daerah lain di Sumatera Selatan," bebernya.

Dalam keseharian, masyarakat Komering masih melestarikan berbagai tradisi dan adat peninggalan leluhur.

Salah satunya adalah penggunaan sapaan seperti Kiay, cek, cak, dan mamang dalam percakapan sehari-hari, yang menjadi bentuk penghormatan dan keakraban antarwarga.

"Adat istiadat juga begitu terasa dalam prosesi pernikahan, di mana tradisi pemberian Gelaran atau Adok sejenis gelar kehormatan yang menunjukkan status sosial seseorang masih dijunjung tinggi," ujarnya.

Kebersamaan dan gotong royong juga tetap menjadi napas dalam kehidupan masyarakat, terutama ketika ada acara adat seperti sedekahan atau pesta pernikahan.

Di mana sanak saudara, tetangga, hingga handai tolan ikut bahu-membahu menyiapkan segala keperluan.

"Menariknya, dalam momen-momen tertentu, bahasa Komering menghadirkan ungkapan khas yang sarat makna. Saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, misalnya, masyarakat Komering mengenal istilah Luah-Luah yang berarti tradisi ziarah kubur untuk mendoakan leluhur," ucapnya.

Ada juga kebiasaan Guwai Buak, yakni membuat kue-kue khas sebagai sajian saat Lebaran.

Di tengah arus modernisasi, warisan budaya dan adat Komering masih bertahan sebagai identitas kuat yang tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

"Namun juga bagian penting dari kekayaan budaya Sumatera Selatan yang patut dilestarikan dan diteliti lebih dalam," pungkasnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved