Berita Viral

Segini Total Uang Bantuan untuk Sopir Angkot Puncak dari KDM yang Disunat KKSU, Capai Rp11,2 Juta

Nandar KKSU mengatakan bahwa uang sunat yang diterima merupakan tanda terimakasih dari sopir angkot Puncak, total uang diterima Rp11,200 juta

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Youtube Kang Dedi Mulyadi Official
KLARIFIKASI PENGURUS KKSU - (Kiri) Dedi Mulyadi, (kanan) Nandar KKSU mengatakan bahwa uang sunat yang diterima merupakan tanda terimakasih dari sopir angkot Puncak, total uang diterima Rp11,200 juta. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Salah satu pengurus Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) bernama Nandar muncul mengklarifikasi terkait pemotongan uang bantuan terhadap sopir angkot dari Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, nama Nandar sempat disebut oleh Emen, salah satu sopir angkot yang mengaku uang bantuannya disunat Rp200 ribu.

Dari pemotongan uang bantuan sejumlah sopit tersebut terkuak total nominal yang diambil KKSU.

Baca juga: Sempat Lantang Bongkar Bantuan Dedi Mulyadi Disunat, Emen Sopir Angkot Puncak Ciut Tarik Omongan

UANG KOMPENSASI SOPIR ANGKOT DIKEMBALIKAN - KKSU dan Organda kembalikan uang kompensasi sopir angkot dari Dedi Mulyadi, yang beroperasi diwilayah Puncak Kabupaten Bogor pada Jum’at (04/04/2025).
UANG KOMPENSASI SOPIR ANGKOT DIKEMBALIKAN - KKSU dan Organda kembalikan uang kompensasi sopir angkot dari Dedi Mulyadi, yang beroperasi diwilayah Puncak Kabupaten Bogor pada Jum’at (04/04/2025). (Tangkapan layar Ig @dishub.bogorkab)

Nandar KKSU mengatakan bahwa uang sunat yang diterima merupakan tanda terimakasih dari sopir angkot Puncak.

Mengutip dari Tribunnewsbogor.com, Nandar bersama Emen pun sudah bertemu dan melakukan klarifikasi soal uang itu.

Namun ia tetap bersikukuh melakukan potongan dan mengklaim hanya menerima dari para sopir angkot.

"Saya mohon maaf, mungkin itu rekan kita yang ada di lapangan memberikan insentif atau apa aja tanda berterima kasih," kata Nandar.

Ia juga mengungkap total uang yang dipotong itu sejumlah belasan juta.

"Itu total nilainya Rp 11.200.000. Rekan-rekan sudah sepakat, kita kembalikan," kata Nandar.

Tak hanya itu, Nandar juga meminta maaf kepada sopir yang belum mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.

"Saya mohon maaf juga, karena waktu itu di situ sudah mendesak, Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan, yang sehari-hari narik. Jadi yang tidak terdata, yang tidak kebagian, itu tidak ada di lapangan," jelasnya.

Nandar juga memastikan kalau uang yang diterimanya itu tidak mengalir ke Dishub dan Organda.

"Saya mohon maaf untuk Dishub, untuk Organda. Saya tidak ada masalah sangkut paut ke masalah Dishub. Tidak ada istilahnya imbalan ke Dishub, sama sekali tidak ada," tandasnya.

Baca juga: Sosok Nandar, KKSU yang Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot Rp200 Ribu, Minta Maaf Kembalikan Uang

Sementara itu, Kabid Lalin Dishub Kabupaten Bogor Dadang Kosasih 

menegaskan bahwa dirinya tak terlibat dan menerima uang sunat bantuan Gubernur Dedi Mulyadi.

"Logikanya gini gak mungkin saya bertindak kalau saya bermain," katanya.

Eman Tarik Ucapan

Emen Hidayat, sopir angkot Puncak, Bogor yang bongkar pemotongan bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi disunat Rp200 ribu.

Emen baru-baru ini mendadak meralat ucapannya tentang pemotongan dana bantuan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, setelah dipanggil Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor.

Dalam klarifikasinya, Eman mengaku bahwa Dishub dan Organda tidak ada keterlibatan dalam dugaan praktik pungli bantuan dari Dedi Mulyadi.

(Kiri) Emen Hidayat, sopir angkot Puncak, Bogor yang bongkar pemotongan bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mendadak menciut, ngaku masalah sudah selesai, (kanan) Dedi Mulyadi minta oknum yang potong bantuan ke sopir angkot puncak diselidiki
(Kiri) Emen Hidayat, sopir angkot Puncak, Bogor yang bongkar pemotongan bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mendadak menciut, ngaku masalah sudah selesai, (kanan) Dedi Mulyadi minta oknum yang potong bantuan ke sopir angkot puncak diselidiki (Ig/dedimulyadi71)

Emen sudah menjadi sopir angkot Puncak sejak tahun 1995.

Setelah lantang membongkar soal pemotongan uang bantuan, Emen kini justru membuat surat pernyataan menarik ucapannya.

Emen awalnya mengaku uang bantuannya disunat Rp 200 ribu oleh oknum KKSU, Dishub dan Organda. 

Padahal seharusnya, sopir angkot Puncak sudah dijatahkan mendapat bantuan uang Rp1 juta dan Rp500 ribu dalam bentuk sembako. 

"Dengan ini menyatakan dana kompensasi dari Gubernur bapak Dedi Mulyadi," kata Emen, dilansir dari Tribunnewsbogor.com, Sabtu (5/4/2025). 

Ada tiga point yang ditulis Emen dalam surat pernyataannya. 

Pertama dia menyatakan bahwa Organda dan Dishub Kabupaten Bogor tidak terlibat dalam pemotongan dana bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

"Adapun pihak terkait Organda dan Dishub itu tidak terkait dengan program tersebut hanya ada di lokasi yang memberikan kompensasi tersebut tidak ada keterkaitan dengan masalah tersebut," katanya. 

Point berikutnya, Emen menyatakan ada 430 angkot Puncak yang menerima bantuan Gubernur Jabar. 

Menurutnya total hasil pemotongan bantuan sebanyak Rp 11.200.000. 

"Dana kompensasi tersebut sudah dibagikan ke sopir-sopir angkot Cisarua Kabupaten Bogor berjumlah 430 unit dan ada yang dipotong ada yang tidak, ada yang ngasih ada yang tidak. Jumlahnya Rp 11.200.000 yang dipinta," papar Emen. 

Terakhir Emen menyatakan bahwa masalah pemotongan dana bantuan Gubernur Jabar KDM sudah selesai. 

Dia juga meralat ucapannya saat ditelepon Dedi Mulyadi

"Alhamdulillah dari ini semua udah clear dengan semuanya dan apa yang dibicarakan dengan Gubernur Dedi Mulyadi itu hanya klarifikasi saja maka dengan ini saya ralat, 

demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditandatangani tanpa ada paksaan dari manapun. Dan saya mohon maaf sebesarnya terutama pada Organda dan Dishub Kabupaten Bogor," kata Emen sopir angkot Puncak. 

Dedi Mulyadi Tetap Ancam Polisikan Oknum 

Alih-alih selesai, nampaknya upaya Emen menjadi sia-sia.

Menanggapi hal itu, lewat Instagram miliknya, Dedi Mulyadi tetap meminta kasus tersebut diselidiki meski uangnya sudah dikembalikan.

"Logika sederhana : "Kalau ada pengembalian, itu artinya didahului oleh pengambilan". Satu kata dari saya ; SELIDIKI !!!," tulis Dedi Mulyadi, Sabtu (5/4/2025).

Sementara dalam unggahan lainnya, Dedi Mulyadi bersyukur uang tersebut sudah dikembalikna ke sopir angkot.

Ia menilai itu tindakan yang dilakukan oknum berseragam atau tidak merupakan premanisme.

KDM menganggap meski uang hasil sunat bantuan itu sudah dikembalikan, namun proses hukum harus tetap berjalan. 

"Saya sih selidiki saja agar itu tidak menjadi kebiasaan. Kalau barangnya sudah dikembalikan soal lain, tapi BAP-nya (Berita Acara Perkara) harus tetap ada, kata Dedi Mulyadi

Menurut Dedi Mulyadi, tindakan uang kompensas sopir angkot sudah termasuk tindak pidana dan merugikan ratusan sopir, khususnya di wilayah Bogor.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved