Berita Pali
Ratusan Tanaman Terbakar Dampak Tumpahan Minyak Cemari Sungai Dua Muba, Kini Warga Tuntut Ganti Rugi
Selain menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dialiran Sungai Dua sepanjang 8 KM yang berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Laporan wartawan Sripoku.com Apriansyah
TRIBUNSUMSEL.COM,PALI - Pasca terjadinya pristiwa kebakaran akibat tumpahan limbah dari kebocoran pipa minyak milik PT Medco E&P Indonesia yang terjadi diwilayah Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, pada Rabu (22/1/2025) kemarin.
Selain menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dialiran Sungai Dua sepanjang 8 KM yang berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar.
Pristiwa kebakaran yang ditimbulkan dari tumpahan minyak tersebut juga berdampak pada ratusan batang tanaman warga yang mati terbakar.
Dari pantaun dilokasi sejumlah kebun milik warga Desa Sungai dua yang berada disepanjang aliran Sungai Dua berupa tanaman kelapa sawit, pohon karet dan pohon durian dan tanaman lainya yang sudah berproduksi mati terbakar.
Oleh karena itu, para warga pemilik kebun yang merasa dirugikan, menuntut pihak perusahaan PT Medco E&P agar bertanggung jawab dengan memberikan konpensasi ganti rugi terkait dampak yang disebabkan oleh kejadian ini.
Dimana menurut warga, kejadian ini bermula dari kebocoran pipa minyak milik PT. Medco E&P Indonesia yang terjadi diwilayah dusun 1 Desa Talang Akar, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.
Ahmad Yuliansyah (28), warga Desa Sungai Dua, yang merupakan salah satu dari pemilik kebun yang terdampak mengatakan, kebakaran yang terjadi pada sore kemarin menyebabkan ratusan tanaman di kebun nya mati.
Dijelaskannya, ratusan tanaman dikebunnya yang mati dilalap api tersebut terdiri dari 9 batang pohon durian, 44 batang sawit dan 67 batang pohon karet.
"Semua tanaman itu sudah berproduksi dan menghasilkan, apa lagi 9 pohon durian itu padahal sedang berbuah lebat dan berharap akan mendapatkan hasilnya, tapi sekarang mati semua. Karena pohon durian ini kalau sudah terbakar otomatis mati dan tidak akan berbuah lagi," kata Ahmad kepada Sripoku.com ditemui di kebunnya, Kamis (23/1/2025).
Padahal, pohon duriannya pada musim durian tahun ini, sudah berbuah semua dan berharap dapat menghasilkan uang dari penjualan buah durian.
Namun, saat ini kesemua pohon durian miliknya yang ditanam disepanjang aliran sungai mati dilalap api oleh kebakaran disepanjang aliran sungai dampak dari tumpahan minyak mentah dari kebocoran len pipa minyak milik negara yang dikelola oleh PT Medco E&P pada Rabu sore kemarin.
"Gagal panen durian, dan tidak punya pohon durian, padahal biasanya pohon durian untuk jenis durian lokal seperti ini bisa memakan waktu lama sekitar 20 tahunan baru bisa berbuah. Sekarang dipastikan mati semua. Tentunya kerugiannya tidak sedikit untuk pohon durian nya saja. Bisa dilihat satu pohon saja yang paling banyak ada sekitar 300 buah yang mau matang. Tapi sekarang sudah hangus tebakar, itu sisanya sudah hitam semua padahl mau matang,"ujar Ahmad sambil menunjuk buah sisa buah durian di atas pohon yang sudah hangus terbakar.
Oleh karena itu, dia meminta pihak perusahan bertanggung jawab atas kerugian yang dialaminya.
Termasuk 44 pohon sawit dan 67 batang pohon karet dikebunya yang juga hangus terbakar.
Terutama pohon karet yang merupakan sumber penghasilan nya sehari-hari. Dengan 67 pohon karet yang ikut terbakar, tentunya juga mempengaruhi produksi geta karet yang dihasilkan.
Dia berkata, biasanya dalam seminggu geta karet yang dihasilkan bisa mencapai 40 kilogram hinggah 45 kilogram, sehinggah dengan berkurangnya jumlah pohon karet produktif di kebunya, tentunya juga memperngaruhi jumlah produksi getah karet yang dihasilkan
"Untuk total kerugian secara rincinya kita belum tahu, lagi kita hitung, selain pohon durian, 44 pohon sawit yang baru belajar berbuah dan 67 pohon karet yang ikut terbakar ini, bisa dilihat tidak ada lagi getahnya yang keluar, tentunya berpengaruh juga dengan penghasilan kita," ungkapnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Joni (40) pemilik kebun lainya, yang juga terdampak atas matinya 19 pohon sawit miliknya karena insiden kebakaran tersebut.
"Sawit kita ini sudah berproduksi, sebentar lagi panen, biasanya kita panen setiap 2 minggu sekali. Dalam sebulan biasanya kita menghasilkan 200 kilogram buah sawit. Dengan terbakarnya 19 pohon sawit ini tentu juga berpengaruh pada jumlah buah sawit yang dihasilkan," kata Joni.
Dia mengatakan 19 pohon sawit yang terbakar tersebut, untuk hasil sekali panen bisa mendapatkan uang sebesar Rp 400 ribu.
"Itu untuk hasil panen saja, belum untuk perawatan dari mulai menanam sehinggah dapat menghasilkan seperti sekarang. Kami berharap pihak perusahaan berkomitmen untuk mengganti semua kerugian ini,"pintanya.
Gunawan selaku kepala dusun 3 Desa Sungai Dua mengatakan saat ini dirinya mulai melakukan pendataan bagi warga yang terdampak pencemaran maupun tanaman warga terdampak kebakaran.
Dia mengatakan, untuk diwilayah Dusun 3 Desa Sungai Dua, ada sekitar 24 Kepala Keluarga ( KK) yang tidak bisa beraktivitas mandi dan mencuci, karena terdampak pencemaran.
"Untuk kebun warga yang terdampak masih kita data, tanaman apa saja yang mati terdampak kebakaran kemarin. Nanti setelah di data nanti kita serahkan ke Kepala Desa, untuk meminta pertanggungt jawaban pihak perusahaan,"terangnya.
Baca juga: Warga Sungai Dua Muba Ngeluh Sesak Nafas Akibat Bau Gas Dari Tumpahan Minyak di Aliran Sungai
Baca juga: Tumpahan Minyak di Sungai Dua Muba Sebabkan Kebakaran, Banyak Ikan Mati Karena Sungai Tercemar
Sementara itu, Yulianto selaku humas PT Medco E&P saat ditemui dilokasi mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya menanggulangi tumpahan minyak mentah yang mencemari Sungai Dua.
Dimana tumpahan minyak tersebut diakuinya sudah bisa teratasi oleh tim yang bekerja dilapangan.
"Untuk saat ini, sudah tidak banyak lagi tumpahan minyak di sungai, jadi dipastikan sudah aman dan tidak menyebabkan kebakaran lagi jika ada percikan api. Namun kami terus melakukan upaya pembersihan, agar benar-benar bersih. Untuk kondisi air apakah layak digunakan, hari ini kita bersama tim dari Dinas Lingkungan Hidup Muba melakukan pengambilan sample untuk di uji di lab terkait kualitas air sungai ini," ujarnya.
Sementara untuk dampak kerugian masyarakat terkait kejadian ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Desa dan Kecamatan, guna menginventarisasir dampak kerugian yang dialami masyarakat, untuk pemberian konpensasi ganti rugi.
"Nanti kita juga akan bertemu langsung dengan masyarakat yang terdampak, untuk mendengarkan apa saja yang menjadi tuntutan masyarakat, dan pihak perusahaan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami," jelasnya.
Yulianto juga mengatakan, pihak perusahan juga telah membuat laporan polisi atas dugaan sabotase oleh oknum yang tak bertanggung jawab yang menyebabkan sebanyak tiga titik kebocoran pipa milik negara yang dikelola oleh PT Medco E&P diwilayah Desa Talang Akar Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.
Begitu juga penyebab terbakar nya tumpahan minyak yang mengalir disepanjang aliran sungai di Desa Sungai Dua Muba.
"Sudah kita laporkan ke Polres PALI, sebagai upaya hukum yang diambil pihak perusahaan dan meminta pihak kepolisian menyelidiki kasus ini, baik itu aksi sabotase atau vandalisme dari kebocoran pipa, maupun penyebab kebakaran tersebut,"jelasnya.
Baca Berita Tribunsumsel.com Lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung Dalam Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Lagi, Kelewar Bersarang di Plafon Sekolah di PALI, Kali ini SDN 3 Tanah Abang, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Launching Perdana Digelar di SDN 2, MBG di Tanah Abang PALI Mulai Didistribusikan ke 3.150 Pelajar |
![]() |
---|
Jawaban Nasib Para Honorer di PALI, BKPSDM Usulkan 1.086 Formasi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Raih Penghargaan Dari Pemerintah, Nyatanya 71 Koperasi Desa Merah Putih di PALI Belum Berjalan |
![]() |
---|
Sepanjang 2025, Tercatat 49 Warga PALI Terjangkit Demam Berdarah, Dinkes Minta Warga Jangan Lengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.