Kekerasan Siswa SD di Subang

Isak Tangis Orangtua Saat Pemakaman Siswa SD yang Tewas Dianiaya Kakak Kelas, Minta Kasus Diusut

Isak tangis keluarga saat iringi pemakaman Albi Ruffi Ozara (9) bocah kelas 3 SDN Jayamukti Blanakan, Kabupaten Subang, yang meninggal dunia

Tribun jabar/ ahya Nurdin
PJ.Bupati Subang,Imran Hadiri Pemakaman murid SD korban Perundungan 

"Sejak masuk RSUD Subang 3 hari lalu, korban langsung di ICU, kami pihak Rumah Sakit belum bisa memeriksa korban saat itu karena kondisi tidak stabil dan tak sadarkan diri," kata dr. Syamsul Riza selaku wakil Direktur RSUD Subang.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebelum koma tak sadarkan diri, Albi Ruffi Ozara (9) mengalami sakit kepala berat dan muntah-muntah, hingga langsung tak sadarkan diri.

Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, sebelum koma, Albi sempat cerita dirinya sering dipukuli oleh kakak kelasnya baik di sekolah maupun di tempat pengajian.

Dari pengakuan korban tersebut akhirnya pihak keluarga membuat laporan ke Polisi dan sampai meninggalnya Albi, Polres Subang masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus perundungan di SDN Jayamukti Blanakan Subang ini.

Awal Mula Dianiaya

Adapun dugaan bullying yang menimpa ARO bermula ketika korban dipalak oleh tiga kakak kelasnya, yakni M, D, dan O, saat jam istirahat. 

Korban yang menolak memberikan uang kepada kakak kelasnya kemudian dipukul oleh pelaku. 

Setelah dianiaya, korban mengeluhkan rasa sakit di kepala disertai muntah-muntah lalu tidak sadarkan diri. Pihak keluarga segera membawa korban ke RSUD Subang

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami luka serius di bagian otak. 

“Korban diketahui mengalami luka berupa pendarahan di otak yang menyebabkan kondisi koma,” ujar Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Subang, dr Syamsu Riza, dikutip dari Tribun Jabar, Senin (25/11/2024).

Sementara itu, kepala sekolah tempat korban menuntut ilmu, Kasim, mengatakan bahwa korban sempat masuk sekolah setelah diduga di-bully kakak kelasnya. 

Ia mengatakan, pihak sekolah tidak mengetahui dugaan bullying yang dialami korban. 

Pihak sekolah baru mengetahui bahwa ARO menjadi korban dugaan bullying setelah korban dirawat di ICU.

Menurut Kasim, kasus bullying di SD Subang yang dialami korban terjadi di luar sekolah ketika jam istirahat.

“Kejadiannya, terjadi sekitar satu mingguan, itu pun Korban AR sempat masuk sekolah, dan tidak menunjukkan sakit atau apa tidak dan ketika di-bully pun tidak ada yang lapor ke pihak sekolah, makanya sekolah tidak tahu," ujar Kasim dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (22/11/2024). 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved