Mata Lokal Desa
Mengenal Desa Tanjung Baru Petai Ogan Ilir, Terkenal Dengan Sentra Kerajinan Rumah 'Knock Down'
Ogan Ilir dikenal sebagai salah satu daerah kabupaten di Sumatera Selatan yang kaya akan kearifan lokal dan karya seni bernilai tinggi.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Ogan Ilir dikenal sebagai salah satu daerah kabupaten di Sumatera Selatan yang kaya akan kearifan lokal dan karya seni bernilai tinggi.
Salah satu desa di Ogan Ilir yang sangat terkemuka karena hasil karya lokalnya adalah Desa Tanjung Baru Petai di Kecamatan Tanjung Batu.
Desa Tanjung Baru Petai sudah lama terkenal dengan "pabrik" rumah knock down atau rumah bongkar pasang yang dipasarkan hingga ke mancanegara.
Salah satu pengusaha rumah knock down, Aidil Pidra menuturkan, sesuai namanya, rumah yang diproduksi dapat dibongkar pasang.
"Rumah knock down menggunakan material kayu sebagai bahan dasarnya. Walaupun ada juga yang pakai bahan baja ringan," kata Aidil kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Sabtu (2/11/2024).
Beberapa keunggulan rumah knock down diantaranya biaya produksi lebih murah dibanding rumah konvensional.
Rumah ini juga tahan gempa karena sistem penyambungan material kayu yang saling berkaitan.
Sehingga ketika gempa melanda, rumah knock down hanya mengikuti guncangan tersebut.
"Dan juga rumah kayu memiliki kesan alami. Dan itu tadi, rumahnya bisa dibongkar dan dipindahkan sesuai dengan keinginan kita," kata Aidil.
Baca juga: Wisata Dadakan di Palem Raya Ogan Ilir, Nikmati Jalan Tol Dari Atas Jembatan, Ciptakan UMKM Baru
Baca juga: Sejarah Nama Desa Suka Pindah di Tanjung Raja Ogan Ilir, Bermula Ketakutan Pengaruh Buruk Penjajah
Terdapat beragam jenis kayu yang digunakan untuk material rumah knock down, diantaranya kayu seru, kayu meranti dan kayu puspa.
Harga satu unit rumah knock down berkisar mulai harga Rp 65 juta hingga Rp 100 juta lebih, tergantung model dan ukuran bangunan.
Menurut Aidil, harga rumah knock down merupakan harga standar dan nilainya bisa lebih tinggi tergantung fasilitas yang disediakan dan jarak pengiriman.
"Misalnya rumah ukuran 4×6 itu harganya dimulai Rp 65 juta. Tapi itu untuk harga pasaran di Sumatera, Jawa dan Bali. Kalau di luar itu, Kalimantan, Lombok, Sulawesi, Papua, bisa lebih mahal karena ongkos kirim juga lebih besar," terang Aidil.
Selain wilayah Indonesia, rumah knock down ini juga dipasarkan hingga mancanegara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
Pengusaha rumah kayu seperti Aidil berharap pemerintah dapat mendukung produksi bangunan tersebut agar lebih dikenal secara global.
"Rumah knock down ini kan membawa harum nama daerah Ogan Ilir. Ke depannya semoga lebih diperhatikan lagi, dibimbing agar bagaimana bisa konsisten produksinya ke luar negeri," ucap Aidil.
Terpisah, Kepala Desa Tanjung Baru Petai, Kamiluddin Sofuan mengatakan bahwa ada puluhan orang menjadi pengusaha rumah bongkar pasang di desa tersebut.
Dengan penduduk 1.450 jiwa, tercatat sedikitnya ada 70 kepala keluarga di Desa Tanjung Baru Petai yang menekuni usaha rumah knock down.
"Desa Tanjung Baru Petai memang sangat terkemuka di Sumatera Selatan kalau untuk urusan produksi rumah bongkar pasang. Selain petani, warga kami banyak menekuni bidang produksi rumah ini," kata Kamiluddin dihubungi terpisah.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
KWT Mekar Arum Desa Karang Manik OKU Timur Kembangkan Usaha Bibit Cabai, Raih Omzet Jutaan |
![]() |
---|
Pemdes Peracak Jaya OKU Timur Perbaiki Jalan Desa Demi Sukseskan Jalan Sehat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.